aku terhenti mereguk embun, yang tak lagi singgah pada penggalan kalimat-kalimat suci. ia larut menyertai angin, terhempas pada pertikaian aksara-aksara benci. mematri sengketa bisu tak berujung, memicu angkara nafsu yang lelah terkurung. kau kenapa?
ada apa dengan kata?
ketika aku sibuk merakit sekat-sekat cara yang berjarak, merekat puing-puing rasa yang terserak. hingga meresapi paduan bunyi putus asa yang mengalir deras di jeram sepi, merengkuh sunyi prasasti hati yang nyaris mati. kau dimana?
ada apa dengan kata?
kupadamkan api yang mendekam diam di tumpukan sekam, kau usap dendam purba yang lama terpendam. belum usai kubasuh tirai benci agar kembali suci, kau rajut lagi benang janji, dan berkali tanpa bukti. kau kenapa?
ada apa dengan kata?
terbiar menggerayangi waktu. tergeletak dan berdebu. kau dimana?
Curup, 16.06.2019
zaldychan