Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Tentang Lupa yang Tertumpah di Jalanan

1 Mei 2019   14:32 Diperbarui: 1 Mei 2019   14:52 112 19
nalar liar sibuk mengunyah serak suara bernada teriak. resah dan amarah bersatu terdesak aroma ketiak. bulir keringat menyapu pantulan wajah pesanan. tentang mimpi yang direguk keinginan, tentang ingin yang dirajut keberadaan, tentang ada yang terlupakan, juga tentang lupa yang tertumpah di jalanan. dalam perjalanan pulang.

nilai-nilai bersembunyi pada bulir sesuap nasi, aura dengki berselimut kepastian jati diri.

rasa sungkan, terhunus jebakan penolakan, rasa enggan, terjerumus tanpa pembelaan. rasa sopan, tergerus ancaman dan paksaan. saat keinginan menjelma kepentingan, ketika kepentingan menjadi kekuasaan. seribu satu cara terhenti pada kata. seribu satu kata berhenti pada tanya. satu dari seribu tanya tak menjawab siapa penguasa?

benak-benak suci terpasung caci maki, tenggelam dalam libido reaksi. tak lagi sepi sehari. menanti sehari sunyi.

angin memberi kabar. tak lagi menghajar layar, perahu dan sampan dibiarkan terkapar.

angin berbisik kabar,  tak lagi ada bau amis bangkai di pesisir pantai.

angin menulis kabar, tak lagi ada pepohonan, tertumpas dilanda longsoran.

angin berujar kabar, tak lagi ada hujan tapi gelombang lautan merindukan daratan.

angin menukar kabar, kehidupan mengintai kematian.

angin tak lagi sempat berkabar. sibuk menata luka. sibuk meniti duka. menyemai airmata. menuai airmata. ketika airmata menelan airmata.

Curup, 01.05.2019
zaldychan
[Hari Buruh]

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun