kuajak kau berdoa dan lupakan kealpaan. kau sebut doa itu bermuatan politik. maka terciptalah intrik. kau tulis puisi doa dan politik.
kuberikan paparan rencana masa depan. kau ujarkan rencana itu impianimpian politik. maka bergaunglah intrik. kau tulis mimpi dan politik.
tak sempat kusembunyikan kentutku di telingamu. kau berikan pujian, itu pemimpin berkesenian. maka tersebarlah intrik. kau tulis seni dan politik.
kulupakan namamu di benakku. kau mengerti, itu bukan kesengajaan tapi kesibukan. maka tak ada lagi intrik. politik memang untuk belajar melupakan. dan, tak lagi kau tulis.
Curup, 22.02.2019
zaldychan