aku dan mataku adalah saksi tak bisu. butir hujan menerpa wajahmu, memeluk bebas mozaik lekuk tubuhmu. tetiba aku ingin seperti hujan.
aku dan kakiku menuju dapur, dan terburu. aku dan tanganku meracik segelas teh hangat segala rasa, juga terburu.
aku menyesal, kau masih di pintu. tapi tak ada rajukmu. hujan belum benar-benar sirna, saat kau serahkan utuh pelukmu. tetiba aku ingin hujan tak pernah sirna.
aku terburu memburu tissue yang entah kenapa, ada di saku bajuku.
sore ini aku dan mataku menatap butir hujan. kembali, aku dan tanganku meracik segelas teh hangat. tanpa rasa. dan tanpamu.
Curup. 30.01.2019
Aksara Cinta