Labuh semplah[1], sasi Sitra[2], 1217 Saka. Seharusnya tak seorang pun merundung dengan ratap yang tiada henti. Sedang selama dua wuku[3] ikan-ikan meruah di sehamparan rawa desa Rowo Kidul. Mereka tak perlu bersusah payah, hanya tinggal memungutnya saja sebelum ikan-ikan ini menjadi bangkai.Â
KEMBALI KE ARTIKEL