sesekali biarlah ku sanggul rambutmu yang panjang itu
sebagai tanda bahwa kita hidup bersama tak sekedar satu atap
kau juga boleh rapihkan kumisku yang jarang, bahkan boleh kau tambal dengan rambutmu
sebagai tanda bahwa kita hidup saling mengisi
sesekali tundalah sebentar mimpi dan anganmu yang selalu kau bicarakan sebelum tidur
cobalah hidup mengalir seperti air, mengikuti alirannya, melewati bebatuan, menghantamnya jika mampu dan berbelok jika tak mampu.
atau hidup seperti angin berhembus sesuka hati mengikuti arus, tanpa memikirkan ke mana akan dihempaskan
dengan begitu kita hadir dan nyata terlibat dalam masa yang ada
maya,
seperti kesepakatan kita
bahwa kau mencintaiku bukan karena aku memiliki sebidang tanah untuk diolah
dan aku mencintaimu bukan karena rumah mewah peninggalan ayah
keduanya mungkin akan habis kita jual untuk biaya anak-anak sekolah
sebab di negeri ini sudah tak ada yang murah
seperti kesepakatan kita
aku mencintaimu karena lengkung alismu seperti pelangi
kau mencintaiku karena bulu mataku yang lentik seperti kelopak bunga mawar
dan itu menandai bahwa kita mencintai tanpa beban
dan tanpa alasan barang bawaan
maya,
aku lelah
biarlah sejenak aku istirahat di pangkuanmu
melepas segala resah pada kenyataan yang membuat kita tak bisa pasrah
seperti katamu, pasrah bukanlah jalan keluar yang palik baik
ciputat, 2010