Apa tidak ada yang sanggup untuk pengungkapan selain yang disebut bahasa sebagai alat antar bicara? Tentu. Mungkin dengan bahasa hati yang oleh para pujangga di elu-elu kan kehebatannya, namun bukankah tidak semua yang memiliki hati mulia sekalipun dapat mengaktifkannya. Ah, ini hanya argue saya saja.