Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Maafkan Aku (Bukan) Penggemar Kopi

9 Maret 2017   05:11 Diperbarui: 9 Maret 2017   16:00 733 0
“Hidup itu seperti kopi, kamu perlu menambahkan gula agar terasa sedikit manis”, ceileh….. alih-alih celotehan pencinta kopi mendadak menjelma bak pujangga di siang bolong, ~nyinyir ku dalam hati. Tak mengerti mengapa kopi kerap menjadi musuhku, sama sekali tak terbesit dalam hatiku untuk melirik kopi ~ahhay. Entah mungkin karena pengaruh pandangan orang tua zaman dahulu, konservatif, tapi ada benarnya. Aku yang dulu berumur 5 tahun memang acapkali ingin mencoba, ingin tahu dan penasaran dengan apa yang aku lihat disekitarku, salah satunya adalah kopi. Minuman berwarna hitam beraroma khas ini menjadi minuman wajib kedua abahku setelah teh. Dari sinilah rasa penasaranku mulai menggebu, tidak lain karena jika ingin mencicipi teh ketika abahku ‘tea time’ lidah ku pun akan ikut serta menikmati sehirup atau dua hirup dari secangkir teh milik abah. Namun ketika ‘coffee time’ dengan tegas abah melarang, aku berumur 5 tahun pun dengan kritis bertanya ‘kenapa’ bla-bla. Jawaban abahku pun tidak membuatku puas, alasan kopi adalah minuman orang dewasa bukan menjadi jawaban yang tepat bagiku. Apa susahnya menjelaskan anak kecil mengenai kopi yang jika dikonsumsi justru tidak baik karena kandungan yang ada didalamnya seperti kafein, yang memang tidak cocok dikonsumsi oleh orang seusiaku, yahhh walau dijelaskan sekalipun mungkin aku juga sama sekali tidak mengerti, ~hahaha, paling tidak aku kecil dulu pasti akan puas jika dijelaskan lebar kali panjang apapun itu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun