Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Cita-Cita Bertanggal

6 Mei 2011   16:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:00 43 0
Mimpi adalah cita-cita  bertanggal. Cita-cita yang bertanggal. Amboi  indahnya kalimat itu. Tidak hanya indah, tapi juga dashyat kawan. Ya, dashyat karena banyak orang yang telah membenarkan hal itu: cita-cita bertanggal, dan saya adalah salah satu oknum yang sedang dijera oleh cita-cita bertanggal itu. Cita-cita ke luar negeri.

***

Pagi itu, rumah sepi. Amat sepi malah. Hanya tersisa dua makhluk di sudut suatu kamar terbuka. Keduanya terlibat percakapan serius.

A:       "Boy, gimana kalo kita kompetisi ajah, itung-itung buat jadi motivasi nih"

B: "       waduh kompetisi apa nih    * dengan mata mendelik dan idung kembang kempis bersemangat"

A:       "gini, kita kompetisi ajah, siapa yang bisa duluan ke luar negeri sampe akhir februari ini , dia yang menang. gimana    Boy?"

B:         jiaaah..kecepetan dah klo akhir februari, gimana klo sebelum masuk tahu ajaran baru. Sampe libur  3 buan selesai"

A: berfikir sejenak " owh,,berarti ampe agustus yeh..boleh-boleh,,,pokoknya yang kalah musti nratir es krim ya"

B: dengan muka sumringah "okelah klo begitu, deal ya, ampe Agustus. yang menang musti nraktir juga nih. Nraktir apa yang dia bisa. ga terikat dah "

A: "     wokeh siip boy, kita liat nanti, siapa yang bakal keluar negeri duluan"

B:       " sip dah liat ajah nanti, biar afhdol, kita tos dulu dah"

A dan B : "TOSS, kita bakal keluar negeri....!!!! * teriak kenceng

dan, siang itu sebuah janji telah terikrar. Dua bocah itu telah mengazzamkan diri ke luar negeri tahun ini. Berazzam untuk memaksimalkan segala usaha untuk meraih itu semua. Tiba-tiba sayup terngiang suara sebuah lagu .

"kita telah berjanji bersama taklukan dunia ini...menghadapi segala tantangan bersama .."

****

Malam. waktunya kembali ke peraduan. Kutapaki satu demi satu anak tangga menuju kamar. Aku menarik napas panjang.Berfikir sejenak dan melangkah dengan yakin. Menapaki tangga satu demi satu. Aku mulai menutup mata dan kuucapkan kata-kata itu perlahan, satu demi satu.

" satu anak tangga untuk jerman, satu anak tangga untuk perancis, satu anak tangga untuk Mekkah, satu anak tangga untuk mesir, satu anak tanga untuk Thailad, satu anak tangga untuk  Jepang, satu anak tangga untuk Singapura, satu anak tangga untuk Malaysia, satu anak tangga untuk sidney, satu anak tangga untuk Amerika" Aku menjelang naiki anak tangga terakhir. lamat-lamat ku buka kedua bola mata. Kutarik napas dalam-dalam. Aku berdoa pelan dan bersiap untuk menaiki anak tangga terakhir. "yap, satu anak tangga untuk SYURGA"

SEPI . Tak ada kata. tapi tiba-tiba lamat-lamat terdengar sebuah suara , entah dari mana "

Bermimpilah, dan Tuhan akan memeluk mimpi itu degan erat"

*to be continue

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun