"Dang, Ingat pesantren ini miliki teman bapak. Ia orang cerdas dan teguh pendirian. Ketika kita mondok dulu di Lirboyo, ia adalah santri orang Sunda pertama yang jadi pemenang segala lomba. Ia teman sekamar Bapak, dan pastinya teman curhat. Di mana ada Kyai Faqih, di sana juga ada Bapak. Jadi jangan memalukan Bapak ya! Ia tahu kualitas bapak, begitupun sebaliknya." Itulah ceramah panjang yang Bapak ucapkan sebelum meninggalkan pesantren saat mengantarkan pertama kali di pesantren ini lima tahun yang lalu.
KEMBALI KE ARTIKEL