Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Dari Rumah (RDR) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang kelompok 77 menggelar webinar Moderasi Beragama bertemakan "Beragama di era Millenial", Webminar tersebut diselenggarakan secara daring melalui zoom meeting, Jumat (15/10/2021).
Dalam pelaksana webminar tersebut, Fachrur Rozi menjelaskan adanya perbedaan beragama antara orang dahulu dan kaum millenial
"Banyaknya perbedaan antara orang dahulu dan kaum millenial mulai dari perbedaan kebiasaan, sikap, dan mindset. Jika zaman dulu orang membaca koran, sekarang semuanya bisa di akses melalui handphone", papar Rozi.
Namun Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi tersebut menyayangkan sikap pengguna handphone yang kurang bijak.
"Mudahnya zaman sekarang untuk mengakses apapun dalam handphone yang didukung oleh internet sebenarnya tak luput dari dampak negatif membelenggu dan sukar dihilangkan seperti kebiasaan menunda-nunda pekerjaan, tidak siap mental berani mencoba ambil keputusan lakukan hal baru, takut gagal, suka mengeluh, pesimis dan lain-lain", terangnya.
Dalam webminar tersebut salah satu peserta, Adam K mengajukan pertanyaan terkait solusi menghadapi orang-orang yang memiliki opini untuk perbaiki akhlak terlebih dahulu daripada menggunakan hijab.
"Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam pernah bersabda: 'Nahnu nahkumu bizh Zhowahir wallahu yatawallas sarair.' Hatimu hanya kamu yang tahu." Terang Fachrur Rozi.
Fahrurozi menambahkan, untuk menjawab opini-opini para milenium harus menggunakan argumen yang baik.
"Dalam menjawab opini milenium tentang agama, pendakwah perlu beragumen dengan baik, benar dan menarik. Oleh karenanya, wajib bagi kita untuk selalu belajar", lanjutnya.
Ketua Pimpinan Muhammadiyah Semarang ini juga mengingatkan untuk senantiasa bergaul dengan orang baik dan dilingkungan yang baik
"Istilahnya, bergaul dengan orang wangi agar tertular wanginya. Jadi saat kita bergaul dan berada dalam lingkungan yang baik kita akan memiliki kebiasaan yang baik pula, misal menyaring info sebelum menyebarluaskan untuk hindari hoax. Jadi, amat perlu untuk meningkatkan kecerdasan emosional dan ketahanan mental yang bagus agar tidak terkena indeologi-ideologi baru akibat adanya moderasi agama", jelas Fahrur.
Diujung acara, narasumber memberikan kalimat penutup sebagai motivasi kepada para peserta yang hadir dalam webinar.
"Hidup di era percepatan teknologi, perlu siapkan mental untuk menghadapinya. Agar tidak dikendalikan oleh zaman", tutup Fachrurrozi.