Ketika saya datang, mereka sudah nampak duduk berdua di gerai Cinnamon sembari menikmati teh tarik. Saya langsung bergabung, lalu kami berkenalan. Saya bicara Inggris patah-patah, ia menjawabnya dengan Bahasa Indonesia tergagap-gagap. Makhfudz tersenyum-senyum saja.
KEMBALI KE ARTIKEL