Seberkas jiwa yang hilang kesunyian akan senyuman, dialektika yang diselimuti akan dialektis sebuah rasa yang memaksa bungkam tanpa paham. Kemudian kucoba melawan perlahan tapi semakin kuhantam jiwaku menerkam arti sebuah rasa tanpa penjelasan. Lagi-lagi kucoba membuka hakikat dari sebuah seni kehidupan kampus yang baru saja kumulai saat ini. Sebuah ruang gerak tempat berkembangnya rasa seakan membuat diriku terpana percikan melodi kerinduan. Dirinya membuatku terbius tanpa pernah sadar setiap kali ku dihadapkan pancaran aura mata indahnya.
KEMBALI KE ARTIKEL