Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Sirkulasi Elite pada Transisi Demokrasi di Uni Soviet

2 Januari 2025   20:09 Diperbarui: 2 Januari 2025   20:08 32 0
Pada 17 Maret 1991, Pemerintahan Uni Soviet mengadakan referendum untuk kedua kalinya. Referendum ini berupaya untuk menyelamatkan Uni Soviet dengan mengubah tatanan pemerintahan Uni Soviet menjadi sebuah 'federasi negara-negara republik yang sekedudukan dan berdaulat' (Sakwa, 2002). Referendum ini menjadi alasan bagi elite Partai Komunis di Uni Soviet untuk melancarkan kudeta, menganggap Referendum 1991 melemahkan integritas wilayah Uni Soviet (McFaul, 2001). Kudeta ini mengakselerasi transformasi Uni Soviet menjadi Rusia dan menghancurkan sisa-sisa pengaruh Partai Komunis Uni Soviet (PKUS), sebab kudeta tersebut menerima oposisi yang signifikan. Boris Yeltsin, presiden Republik Rusia pada saat itu, memimpin perlawanan di Gedung Putih Moskow, sedangkan kelompok pro-demokrasi lain berdemonstrasi di Gedung Dewan Kota Moskow dan di jalan-jalan (McFaul, 2001). Kudeta ini menyebabkan delegitimasi hampir seluruh institusi Uni Soviet, sehingga Uni Soviet ditinggalkan oleh hampir semua republik anggota kecuali Rusia dan Kazakhstan (Sakwa, 2002). 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun