putri agama merajut cinta
membangun saudara
tertawa, berduka
di gubuk kesatria
warisan Mustofa
putri merintih dalam lara
dari sakitnya belenggu jiwa
kalbuku yang terjaga
melangkah sebatangkara diluar rencana
eros tak lagi cinta
iman tak lagi agama
tawa jadi lara
duka jadi gila
karna
roman kehilangan kesatria
gubuk warisan Mustofa yang tersisa
kemana putri mencarinya
dunianya tak teraba
indranya tanpa aksara
aku dan putri sama
menggenang dalam asmara
dalam sisa gubuk warisan Mustofa