Salah satu dari tujuan pendidikan yaitu dapat menjdikan anak kritis dalam berfikir, atau bahkan dalam memghadapi setiap masalah serta dapat menyesesaikan suatu permasalahan yang dihadapi maupun kemampuan mengkomunikasikan atau menyampaikan pikirannya secara kritis. Berpikir kritis membantu dalam mengkaitkan suatu pokok permasalahan yang ada dengan lebih akurat. Menjadikan anak untuk berpikir kritis, kreatif dan problem solver tidaklah mudah. Jadi dalam menciptakan agar anak dapat berpikir kritis, kreatif serta problem solver seorang guru haruslah dapat menciptakan suatu strategi, metode serta teknik yang baru atau sebelumnya belum digunakan oleh orang lain. Anak kritis pasti kreatif akan tetapi jika anak kreatif belim tentu dia itu kritis. Anak yang memiliki pemikiran kritis dan kreatif merupakan dambaan setiap orang. Kretivitas adalah bawaan yang dimiliki setiap anak, keyakinan inilah yang menganggap kreativitas anak akan berkembang secara otomatis dan tidak dibutuhkan adanya rangsangan yang baik untuk perkembangan kreativitas anak. Penciptaan lingkungan yang kondusif juga dapat mempengaruhi kreatifitas seorang anak. Beberapa faktor yang menjadikan anak kreatif yakni ; waktu, kesempatan menyendiri, dorongan atau motivasi, sarana, lingkungan yang merangsang, hubungan anak dengan orang tua yang tidak posesif, serta kesempatan untuk memperoleh pengetahuan baik dari orang lain bahkan dari lingkungan. Nah jika dalam pembelajaran hendaknya seorang guru dapat memberikan peluang banyak bagi siswanya untukmengutarakan pendapat serta pemikirannya terhadap permasalahan yang dihadapi, sehingga siswa dapat mengekplor pemikirannya dan akan tercipta pemikiran yang kritis dan kreatif. Berpikir kritis dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan seperti : memperhatikan suatu topik persoalan secara detil dan menyeluruh, melakukan identifikasi pada kecenderungan dan pola seperti mengidentifikasi suatu persamaan dan perbedaan dari sisi permasalahan tersebut, mengulangi kegiatan pengamatan(observasi) untuk memastikan tidak ada sesuatu yang terlewatkan, memahami informasi yang didapat dari berbagai sudut pandang, memilih solusi-solusi yang sesuai secara obyektif, dan mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari solusi yang dipilih.
Anak-anak pada dasarnya kreatif. Mereka memiliki kreatifitas yang berbeda-beda, dan mereka memiliki ciri-ciri sebagai individu yang kreatif. Akan tetapi begitu seorang anak mulai masuk sekolah mereka mulai kehilangan kreatifitas mereka karena pengajaran di TK atau di SD terlalu menekan pada pemikiran yang konvergen. Orang tua dan guru harus lebih memahami kreatifitas pada diri anak dengan sikap luwes dan kreatis juga, sehingga anak akan merasa bahwa dirinya diberikan kesempatan untuk bekrasi secara bebas. Hendaknya jangan terlalu memalksakan anak untuk berfikir kratis sesuai dengan apa yang diinginkan oleh guru. Menyadari bahwa orang tua sangat penting peranannya dalam perkembangan kecerdasan dan kreatifitas anak, maka sangat dianjurkan pada setiap orang tua untuk meluangkan waktunya bagi anak-anaknya untuk sekedar berdialog, bercerita, bertukar pikiran atau pendapat, dan lain sebagainya.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu proses penambahan informasi dan daya upaya untuk menimbulkan kreasi- kreasi akan kemampuan baru. Proses pembelajaran yang kita berikan harus mengarahkan dan melatih siswa untuk menghadapi masalah baik masalah pribadi maupun kelompok di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah untuk dipecahkan sendiri.
Siswa dapat dikatakan sebagai problem solver apabila siswa dapat melakukan hal- hal seperti siswa dalam belajar tidak hanya sekedar mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahami pelajaran tersebut secara penuh. Selanjutnya siswa mempunyai kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta dapat mengembangkan kemampuannya dalam membuat keputusan secara objektif. Selain itu siswa juga memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah .