Sesuai dengan data World Health Organization, hampir setengah dari anak-anak usia 6-19 tahun di seluruh dunia mengalami karies. Di Indonesia, angka tersebut bahkan lebih tinggi. Paradoksnya, ini terjadi di era ketika kita seharusnya paling siap untuk melawan penyakit ini.
Fakta yang lebih mengagetkan adalah bahwa karies merupakan penyakit yang sebenarnya dapat dicegah. Kita punya pengetahuan dan sumber daya, tetapi nampaknya kita gagal memanfaatkannya secara efektif. Kita telah berinvestasi dalam berbagai inovasi kesehatan, namun ironisnya, kita tidak dapat menghentikan penyebaran karies pada anak-anak.
Seorang filsuf pernah berkata, "Kesalahan bukanlah dalam bintang-bintang, tetapi dalam diri kita sendiri." Mungkin saatnya kita menatap dalam-dalam ke dalam diri kita dan menanyakan apa yang salah. Apakah kita melupakan sesuatu yang sangat penting dalam usaha kita untuk merawat generasi berikutnya?
Salah satu faktor penyebab utama karies adalah konsumsi gula yang tinggi. Industri makanan dan minuman memanfaatkan kecenderungan kita untuk mengonsumsi makanan manis dan membanjiri pasar dengan produk berisi gula tinggi. Pendidikan kesehatan gigi dan pengetahuan umum tentang diet seimbang seringkali kalah melawan iklan makanan yang menggoda dan mengintai di setiap sudut.
Dr. Paul Connett, seorang ahli dalam studi fluorida, pernah berkata, "Kita tidak bisa melindungi kesehatan gigi anak-anak kita jika kita tidak mengendalikan asupan gula mereka." Mungkin, ini adalah titik dimana kita gagal. Kita membiarkan anak-anak kita terpapar gula dalam jumlah yang berbahaya, lalu berharap bahwa sikat gigi dan pasta gigi akan cukup untuk melawan efeknya.
Ini bukanlah masalah individu, ini adalah masalah masyarakat. Kita perlu menyadari bahwa menghadapi karies bukan hanya tentang membersihkan gigi dua kali sehari. Ini tentang mengubah pola konsumsi kita, melawan industri makanan yang menguntungkan dirinya sendiri di atas kesehatan kita, dan memastikan bahwa pengetahuan tentang kesehatan gigi ada di tangan semua orang.
Karies pada anak-anak bukanlah masalah yang terisolasi, melainkan gejala dari masalah yang lebih besar: pengejaran profit di atas kesejahteraan dan gaya hidup yang tidak sehat. Seperti kata Molire, "Itu bukan hanya apa yang kita makan, tetapi apa yang kita cerna yang membuat kita kuat; bukan hanya apa yang kita peroleh tetapi apa yang kita simpan yang membuat kita kaya; bukan hanya apa yang kita baca tetapi apa yang kita ingat yang membuat kita belajar."
Jadi, apa yang bisa kita lakukan? Pertama, kita perlu mendidik anak-anak kita tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan bagaimana melakukannya. Bukan hanya sekedar mengajari mereka menyikat gigi dua kali sehari, tetapi juga mengajari mereka tentang konsekuensi dari konsumsi gula yang berlebihan dan pentingnya diet seimbang.
Kedua, kita perlu mempertanyakan dan menantang industri makanan dan minuman yang terus memproduksi dan mempromosikan produk dengan kandungan gula tinggi. Kita harus meminta perubahan dan transparansi dalam cara mereka memasarkan produk mereka, terutama kepada anak-anak.
Ketiga, pemerintah perlu berperan aktif dalam perang melawan karies. Ini bisa dilakukan melalui peraturan yang lebih ketat terhadap industri makanan dan minuman, peningkatan pendidikan kesehatan gigi di sekolah, dan kampanye kesehatan gigi masyarakat yang lebih efektif.
Akhirnya, setiap dari kita perlu berperan dalam perubahan ini. Kita harus mempertahankan hak kita untuk kesehatan gigi yang baik dan mendukung upaya untuk mengurangi prevalensi karies pada anak-anak. Kita harus bertanggung jawab atas kesehatan gigi anak-anak kita dan membantu mereka mengembangkan kebiasaan sehat yang akan bertahan seumur hidup.
Penyair Inggris, John Donne, mengatakan, "Tak ada seorang pun yang merupakan pulau, tiap-tiap manusia adalah sepotong dari benua." Karies adalah masalah kita semua, dan hanya dengan bekerja sama kita dapat mencapai solusi. Jangan biarkan anak-anak kita menghadapi monster ini sendirian. Mari kita bergabung dalam perang melawan karies dan memastikan bahwa setiap anak dapat tumbuh dengan senyum yang cerah dan sehat.