Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Alam & Tekno

Evaluasi Pelaksanaan Satuan Pendidikan Aman Bencana di Kawasan Rawan Bencana oleh Tim Peneliti Universitas Negeri Malang

8 November 2024   14:42 Diperbarui: 8 November 2024   15:31 86 0
Letak geologis Indonesia yang berada pada ring of fire, zona subduksi, dan juga dilewati sirkulasi angin global menyebabkan Indonesia rawan akan bencana geologis maupun hidrometeorologis. Kondisi ini menyebabkan pentingnya pendidikan bencana sedini mungkin sebagai bentuk peningkatan kapasitas masyarakat terhadap bencana. Dilihat pada laman DIBI BNPB, bencana banjir memiliki angka tertinggi yakni 859 kejadian, disusul kemudian dengan cuaca ekstrem 174 kejadian, tanah longsor 104 kejadian, kebakaran hutan dan lahan 90 kejadian, 25 kekeringan, 8 Gempa bumi, 7 Gelombang pasang dan abrasai, dan 3 erupsi Gunungapi. Tentunya untuk membentuk generasi muda yang memiliki perhatian penuh terhadap pengurangan risiko bencana, maka diperlukan didikan sedari dini baik dari sekolah maupun keluarga. Menanggapi hal tersebut, pemerintah menginisiasi program SPAB (satuan Pendidikan Aman Bencana) sejak tahun 2018 dan mulai diimplementasikan pada tahun 2019. Program ini menjadikan Sendai Seven Framework yang dikeluarkan oleh PBB sebagai dasar penyusunan program. Awal implementasi program, hanya terbatas 4 titik yang tersebar di 4 provinsi di Indonesia. Tentu jumlah ini masih sangat kurang jika dibandingkan dengan jumlah sekolah yang ada di Indonesia. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun