Segelas Juice Orange dan sepotong roti isi coklat keju terayun miring mengikuti gerak papan penyangga meja yang terlipat kembali, tangannya cepat bereaksi “ups, berhasil”. Jemari tangan telah menopang papan penyangga meja itu menjadi rata kembali, berbarengan dengan suara kaget dari mulut perempuan yang tak cukup sigap menyelamatkan menu paginya. Dia masih mendengar nafas lega saat menarik kembali punggung tangan sambil melirik seraut wajah yang berangsur pulih dari rasa kaget. “Terimakasih” ucapnya lembut, dengan sebaris senyum dan mata yang berbinar. Wow seperti ribuan galon air tercurah ke padang gersang. Sekali lagi ditolehkan wajah sambil berucap “kembali”. Dan seperti hanya mengikuti gerak naluri tangannya kembali terjulur yang segera disambut dengan uluran tangan dari jemari yang lentik, “Mona” katanya, “Ray” balasnya. Ia merasakan betapa lembut telapak tangan itu.