Yang sedikit aneh.. kecantikan seorang wanita terkadang sangat unik dimataku. Seorang Putri Awan bisa sangat cantik jika sedang berorasi di depan ribuan kader partai orang tuanya sekaligus partai oposisiku. Dan dia amat sangat cantik jika kulihat datang kepadaku dengan membawa bacaan komik.. kesukaanku. Perhatiannya kepadaku membuat dia makin cantik.
Seorang Natalia, sekretaris pribadiku terlihat lebih manis dari madu arab jika dengan sigap memberikan schedule-scheduleku, mengingatkanku, dan memberikan usulan-usulannya yang cemerlang kepadaku.
Dan satu lagi.
Kini aku mabuk kepayang.
Berawal dari kunjunganku ke salah satu daerah minggu yang lalu untuk sebuah acara peluncuran bibit jagung unggulan.
Sebuah daerah yang sepi, sebuah dusun yang senyap. Bupati dan gubernur menemaniku santap malam. Konon, aku akan dijamu makanan dari kuliner yang khas, dengan pramusaji yang menyenangkan. Ternyata benar. Seorang gadis menghentakku kala dengan tangannya yang lembut dan prigel menyajikan secangkir kopi kepadaku. Rambutnya berombak, dengan dandanan kemben dan jarit ala Mataraman. Ia seperti putri keraton era Amangkurat. Kulit kuning langsat. Alis nanggal sepisan.
**
"Apakah bapak sedang jatuh cinta?" tanya Natalia.
"Ah.. tidak juga.." aku cukup pantas menolak pendapat sekretaris pribadi yang pemberani seperti Natalia.
"Lantas.. Bapak tadi corat-coret di kertas.. dan coretannya saya temukan di bawah meja." Kata Natalia sambil menyerahkan kertas berisi coret-coretanku ketika melamun. Waduh!!!
Aku melirik tulisanku itu, sambil cengir-cengir..
SAJAK CINTA
GADIS KRATON CANTIK
MEMAKAI LULUR WANGI
MEMAKAI KEMBEN
MENGULEK SAMBEL PEDAS
MEMASAK SAYUR LODEH
BERSAMA MBOK EMBAN..
"Atau.. Bapak Presiden sedang pengin sayur lodeh?? Nanti saya bilang bagian rumah tangga untuk membuatkannya.." sentil Natalia lagi.
"Ah.. tidak. Tidak Natalia." Elakku.
Aku maluuuuuu setengah mati. [ PEACE ]