Pengirim pesan singkat itu, entah siapa... Tak saya persoalkan. Yang kemudian mengusik pikiran adalah rentetan dan isi pesan-pesannya. Semula saya acuhkan, karena di simpang siur dunia maya ini, kemungkinan salah kirim sangat mungkin terjadi. Kedua, ketiga dan entah ini yang keberapa. Bahkan saya sampai hafal, jam berapa dia biasa mengirim pesan. Sejujurnya membuat saya penasaran. Menduga-duga tentang si salah kirim yang berulang. Sampai yang kesekian kalinya, saya sampai pada satu titik : jatuh kasihan. Saya bayangkan bagaimana dia menunggu balasan pesan-pesan yang dikirimkannya. Pernah sebuah ide terlintas, untuk membalas pesannya. Cukup dengan menuliskan : maaf, sepertinya sms anda tidak untuk nomer ini. Dengan harapan supaya dia tahu kalau selama ini salah kirim. Namun entah kenapa, saya tidak tega melakukannya. Bahkan nomernya saya simpan : TTNS singkatan Tidak Tahu Nomer Siapa. Berikutnya, sms-smsnya terus saja mengalir, tentu saya baca namun tidak sekalipun membalasnya.