Pertama, sila kelima memiliki nilai keadilan sosial, karena dengan adanya begitu banyak unsur yang dapat membagi rakyatnya di Indonesia --antara lain, ras, suku, agama-- masih dapat terjaga keadilan yang tidak membedakan rakyatnya, dengan kata lain adil pada setiap orangnya. Kedua, tentu saja hal itu tak dapat terwujud tanpa adanya sila ketiga yang bernilai persatuan, dimana rakyat Indonesia harus bersatu tanpa memandang unsur pembeda. Ketiga, berdasarkan dua hal itu dapatlah terjadi permusyawaratan yang ada pada sila keempat. Ini barangkali ilustrasi relevansi pancasila saat dikaitkan dengan kebhinekaan di Indonesia. Sebetulnya relevansi pancasila dapat terlihat dari nilai instrumental pancasila atau pada UUD 1945 khususnya pada alinea keempat dimana kelima sila-silanya dijabarkan sebagai kalimat pendek.
Pancasila pun sangat tepat untuk menjadi sebuah ideologi bagi bangsa Indonesia. Bila Indonesia menggunakan ideologi seperti komunisme Indonesia saya rasa tidak dapat sejahtera. Karena pertama komunisme menganggap agama tidak diperlukan, sedangkan pancasila sangat mementingkan agama dalam sila pertama (Kompas, 2022). Saya rasa agama adalah salah satu kekuatan bangsa Indonesia sehingga menjauhkan agama dari masyarakat bukan pilihan yang baik. Pancasila juga percaya bahwa setiap rakyat memiliki hak dan kewajiban mengikuti kegiatan bernegara, komunisme di sisi lain dapat membatasi rakyatnya dalam mengangkat suara, berbeda dengan Indonesia yang menganut sistem demokrasi pancasila (Kompas, 2022). Oleh karena itu pancasila yang memiliki nilai dasar orang Indonesia adalah  ideologi yang paling tepat bagi bangsa Indonesia.
Sumber yang digunakan:
Kompas. (2022, March 18). Perbedaan Ideologi Pancasila dan Komunisme. Kompas.com. Retrieved March 11, 2023, from https://nasional.kompas.com/read/2022/03/18/03000071/perbedaan-ideologi-pancasila-dan-komunisme