Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Lucunya Negeri Ini

22 Februari 2011   04:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:23 89 0
Menyadur judul sebuah film karya sineas Dedi Mizwar "Lucunya  Negeri Ini" yang berusaha memotret wajah kaum marjinal dari dekat.

Tapi dalam konteks ini yang ada bukannya kita tertawa...tetapi malah mengelus dada, prihatin, bahkan menangis karena sudah merasa tidak punya asa lagi.  Warga negara/rakyat sebagai pemilik syah republik ini malah terpinggirkan oleh sekelompok orang yang merasa menjadi pemimpin.

Coba kita renungkan hal-hal ini :


  1. Kaum ulama. cendikiawan, rohaniawan, pemuka-pemuka agama dalam wadah lintas agama yang sedang menjalankan jihad buat umatnya dengan cara mengingatkan pemerintah (presiden) atas janji-janjinya dulu yang sudah melenceng jauh (ke arah kebohongan) malah mendapat cemoohan, kritikan-kritikan pedas, jawaban-jawaban normatif (anak lulusan SMA juga bisa jawab begitu) dari pemerintah.
  2. Kasus mafia pajak Gayus yang sudah sangat menggurita kemana-mana (memalukan instansi pajak, kepolisian, kejaksaan) bahkan terkesan kejaksaan dan kepolisian enggan untuk membuka siapa yang mendalangi kasus-kasus besar di perpajakan.
  3. Kasus korupsi bank century yang berlarut-larut, seperti sengaja di ambangkan dan tidak akan pernah di sentuh lagi. Parlemen sehebat DPR saja berani di cuekin oleh kepolisian dan kejaksaan.
  4. Kasus penelitian IPB terhadap sampling susu formula yang mengandung bakteri mematikan. yang tidak mau di ekspose ke masyarakat.
  5. Remunerasi di departemen-departemen milik pemerintah yang menghabiskan dana APBN dan APBD. padahal hal itu belum tentu akan akan menghentilan korupsi dan pungli. Karena korupsi adalah kanker jadu harus diamputasi baru sembuh.
  6. Yang lagi "meriah-meriahnya" adalah bursa pemilihan ketua umum PSSI yang sarat dan kasat mata muatan-muatan trik Nurdin halid cs dalam melanggengkan kekuasaannya. dan KONI serta Menegpora tidak dapat berbuat banyak menghadapi aksi mereka.
  7. Adalagi kasus AHMADIYAH yang sudah jelas sesat dan menyesatkan malah seperti mendapat angin dari peristiwa kemarin.
  8. dst..dst...(masih ribuan renungan lagi yang dapat di tulis dari "pelawak-pelawak"  yang ada di negeri ini)
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun