Jiwa mengendap senyap tatap ayunya sampai lupa menghirup udara
Aku menyapa putri dalam batin ketika hati berkelana tanpa ujung
Di timur fajar berbisik "mari panggil nama si semampai anggun, jangan berlambat, putri di kejar asmara"
Ketika di barat senja berseru " ikat hatinya erat ! sebab putri akan patah hati dan berkabung"
Putri apakah aku menjadi berkatmu atau malahan menjadi bencana ?
Jika hati telah tertambat apakah akan tetap kuat, sampai berhenti detak jantung?
Apakah putri anggun tetap setia saat lapar dan haus ? atau bersungut ketika bersolek sirna ?
Apakah aku tetap setia meski putri telah berkerut dan cantiknya pudar di telan usia tak terhitung?
Biarlah Allah yang penuh kasih setia ada diantara kita, jelita anggun