Redup disilaukan peri bumi
alunan merdu suasana senja
pilu dan hampa
merasakan peluh dirundung duka
aku diam
menyeringai dengan dada yang lapang
serba serbi kehidupan
kilauan mentari membasahi tubuh
panas dengan kilauan cahaya kuning
sekarang apakah harus?
aku turun didera angin
selubung bumi yang mulai mekar
hamba rasanya
tanpa sering berjelajah
penantianku kini lenyap
karena hari sudah berganti
karena siang jadi malam
karena dikau sudah kembali pulang