Harusnya saya sudah angkat kaki. Tapi hujan menghalangi.
Di meja masih ada cangkir kopi. Yang isinya sudah saya habisi.
Di warung kopi saya sendiri. Tak ada pengunjung lain yang menemani.
Saya mulai bosan dan berdiri. Terpikir ingin menyundut rokok lagi.
Tapi mengamati hujan sambil berdiri, lebih menjanjikan untuk dinikmati.
Air hujan bening-bersih. Jatuh ke bumi dari tempat yang tinggi.
Air hujan membersihkan sekaligus menghidupi. Memberikan harapan hayati.
"Berdo'alah saat hujan," kata guru ngaji saya mengutip hadist, suatu hari.
Dan saya pun seketika berdo'a dalam hati, semoga hujan cepat berhenti.
Tersandra di warung kopi menanti hujan disudahi Ilahi, saya tak ingin hidup berhenti.