Perlu diketahui bahwa aspek paling vital dan sulit dalam berbisnis adalah membangun sistem bisnis yang mapan. Membangun sistem bisnis yang mapan tidak semudah membalik tangan dan terkadang tidak bisa diprediksi dengan pasti tingkat keberhasilan sistem bisnis tersebut.
Bisnis franchise muncul dengan membawa dan menyediakan sistem bisnis yang sudah berjalan dan teruji. Sistem bisnis waralaba inilah yang kemudian dibeli oleh si franchisee/terwaralaba. Oleh karenanya, seorang pebisnis pemula yang akan membeli waralaba modal kecil jangan hanya melihat pada produknya tapi lihatlah pada sistem bisnisnya, seperti pada bibit ikan murah.Â
Berbisnis secara franchise sebenarnya adalah cara belajar bisnis secara learning by doing. Sikap selalu belajar inilah yang harus ditekankan karena kebanyakan orang memahami dan mengira kalau berbisnis franchise pasti menguntungkan karena tinggal setiap periodenya menerima dan menunggu datangnya laba (bahkan inilah bentuk janji keberhasilan dalam waktu cepat).
Orang yang berbisnis franchise pada hakikatnya belum menjadi pengusaha secara penuh karena pemilik bisnis sesungguhnya adalah si franchisor (pewaralaba) dan si franchisee hanya seakan-akan memiliki bisnis, itu pun selama dan sesuai dengan masa kontrak perjanjian kerja sama yang telah disepakati bersama.
Oleh karena itulah, selama masa kontrak tersebut, si franchisee harus mencermati sistem bisnis secara seksama, mengevaluasi dan (selanjutnya) berinovasi. Pada tahap berinovasi inilah, bisa jadi bisnis baru sudah terciptakan dengan tetap menjalankan bisnis franchise yang sudah jalan. Selanjutnya, pada tahap berinovasi dan memiliki bisnis baru inilah si franchisee yang sudah menjadi pengusaha dan sukses dalam tahapan learning by doing.
Sumber : Â www.dayausaha.com