Sama seperti Anda, saya pun belum punya pilihan yang memantapkan hati. Semua sepertinya sama saja (walau sesungguhnya tidak semua). Orang-orang yang menggebu-gebu minta dipilih itu tampak seperti orang-orang yang sulit dipercaya (sekali lagi, saya yakin tidak semuanya begitu). Perjalanan berbangsa telah membuktikan, ada yang tidak amanah, yang terlibat intrik, yang penuh tipu-tipu, yang berkonspirasi untuk kolusi dan korupsi, yang tak berintegritas, dan segala macam sebutan yang membuat hati miris.
Saya juga berprasangka, sebagian dari Anda merasa pesimis, skeptis bahkan apatis bahwa apakah coblosan ini ada gunanya. Namun saya meyakini bahwa tidak ada yang kebetulan terjadi di muka bumi Pertiwi ini tanpa sepengetahuan dan seperencanaanNya. Tuhan pun memberi kesempatan kepada pemilik sah Republik ini untuk membuat keputusan dan pilihan sulit. Maka libatkan Dia untuk kita membuat keputusan, lalu serahkan kepadaNya apa yang akan terjadi. Dia pasti akan bertanggung jawab.
Sempatkanlah berdoa sebelum coblosan: "Tuhan, kuingin suaraku adalah suaraMu, maka kunanti bisikan mesra suaraMu untuk coblosan ini". Biar selanjutnya Tuhan yang akan mengawal arah perjalanan suara kita, melalui apapun partai yang membawa amanah suara kita itu. Pasti akan menuju kebaikanNya.
Bagi yang muslim jika sempat, tunaikan sholat istikharah dua rakaat, demi kebaikan bangsa dan negara tercinta. Amin.
Kepedulian ini bukan untuk diri kita, sekali lagi bukan untuk saya atau Anda, bukan untuk partai apalagi calegnya, melainkan demi masa depan anak-cucu kita generasi Indonesia berikutnya. Jangan sampai kelak arwah kita harus berucap : "Maaf lahir-batin anak-cucuku. Aku pernah tidak peduli dengan generasi bangsamu".
Hiduplah Indonesia Raya...
@SaveNKRI
Jakarta, 8 April 2014
@yusuf_iskandar