Partai politik lazimnya disebut sebagai kendaraan politik. Namun memasuki regim pemilihan langsung, orang tak lagi bicara soal kendaraan politik melainkan lebih sering menyebut sebagai perahu. Entah apa yang membuat perahu lebih dipilih ketimbang kendaraan. Barangkali ini terkait dengan bocah-bocah yang kerap mendendangkan syair “Nenek moyangku seorang pelaut ...”. Atau bisa jadi sebutan perahu lebih cocokkarena politik lebih mirip lautan, bergelombang. Berpolitik ibarat naik perahu, terombang-ambing, siap diterpa gelombang.