Kasus ini membahas tentang seorang perempuan berusia 21 tahun yang kerap dibandingkan dengan orang lain oleh orang tuanya, baik itu dengan saudaranya sendiri maupun teman-teman seumurannya. Perbandingan ini mencakup berbagai aspek, meliputi prestasi akademik, penampilan fisik, serta perilaku sehari-hari. Dalam praktiknya, orang tua sering kali tidak menyadari dampak dari kata-kata mereka ketika membandingkan anak-anak. Misalnya, pernyataan seperti "Kenapa kamu tidak bisa seperti kakakmu?" atau "Kenapa kamu tidak bisa sebaik temanmu dalam menjaga berat badan?" Kata-kata tersebut bukan hanya sekadar motivasi, tetapi bisa menjadi serangan terhadap harga diri anak.
KEMBALI KE ARTIKEL