Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Promag Menghancurkan Harapanku

4 Agustus 2011   16:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:05 311 0
Pagi hari yang dingin aku beranjak menembus embun yang tebal di kota Batu. Berangkat ke Denpasar karena ada tugas dari kantor, padahal malam tadi aku baru datang dari Pasuruan. Tuntutan pekerjaan yang padat ini tidak membuatku merasa tertekan, tepi aku senang-senang saja karena aku memang suka traveling. Saat menjelang sore sampailah aku di Denpasar dan langsung menuju hotel. Meeting dengan bos dijadwalkan nanti jam 19.00, Ah masih ada waktu untuk jalan-jalan menikmati indahnya kota Denpasar. Beranjaklah aku ke luar hotel dan berjalan-jalan sembari mencari oleh-oleh untuk ayah ibu di rumah. Ada sebuah lukisan unik yang pasti ayah suka. Aku ingin membelikannya untuk ayah, tapi kurang afdhol rasanya kalo beli di bali tanpa melakukan penawaran. Aku masih ingat bagaimana cara menawar barang yang dijual oleh orang Bali asli, yaitu dengan menggunakan bahasa asli bali. Bahasa itu adalah " i putu beli nike?" yang artinya "Berapa harganya ini,bli?" Jurus penawaranku kelihatannya berhasil, dan akhirnya kudapatkan lukisan penari bali abstrak dengan harga 50 ribu rupiah saja. Padahal aku perhatikan turis barusan yang membeli lukisan di sini mendapat harga 150rb rupiah. Perjalananku lanjut ke toko pakaian khas bali, kali ini aku akan hunting daster panjang bercorak bali untuk ibuku. Aku lihat sebuah long dress berwarna ungu bercorak batik di bagian lengan dan pundaknya. Hmm, yang ini ibu pasti suka,, Tapi tiba-tiba aku teringat kalau sebentar lagi aku meeting dengan bos... Jam tangan menunjukkan sudah pukul 18.00, aduh saatnya aku kembali ke hotel dan bersiap untuk meeting dengan bos. Tepat setelah sampai di loby hotel, bos menelponku "Gimana Pak Arif, sudah sampai di Denpasar? Kita meeting jam 19.00 di Kantor Cabang denpasar ya!". "Siap pak!" Jawabku sigap (pura-pura sigap sih). Semua materi sudah kusiapkan di laptop, pakaian sudah rapi ala executive,hhe. All ready! Saatnya berangkat. Tapi tiba-tiba bos menelpon, "Pak Arif, meetingnya ditunda besok saja! Maag saya kambuh" Aku sempat kaget, tapi senang bukan kepalang. "oh bgitu pak, baiklah kalo begitu.." jawabku pelan. Yes, aku bebas malam ini, bisa main-main lagi menikmati Denpasar, Kute, Hard Rock,dll. Langsunglah aku ganti baju dan beranjak ke Hard Rock!! Yuhuuu... Tapi, ketika aku sampai di lantai bawah, bos menelfonku lagi. “Pak Arif, kita meeting sekarang aja. Maag saya sudah sembuh!”. Busyeet, cepat sekali, belum ada 30 menit sudah sembuh si bos. Yaah, nggak jadi menikmati denpasar malam deh... Akhirnya dengan segala putus asa aku kembali ke kamar dan memakai baju kerjaku dengan semua peralatan presentasinya. Lalu berangkat ke kantor cabang..Disepanjang perjalanan aku terus menggerutu, kenapa sih maag bos cepat sembuh?! Setelah sampai di kantor cabang, aku bertemu bos dan dua orang Canada yang sedang duduk berdampingan. Setelah acara meeting kami selesai, bos menceritakan kejadian tadi. “Pak Arif, untung tadi Mr. Baron membawa promag, jadi sakit maag saya bisa langsung sembuh..” Sepulang dari acara malam itu aku berpikir sejenak, “Apa iya orang Canada itu yang ngasih promag ke bos?” Ah mana mungkin?! Tapi itu terjadi di depan mataku, dan akibatnya menimpaku pula..hmm, batal lah harapanku menikmati indahnya denpasar, gara-gara promag! Harapanku untuk jalan-jalan di kota denpasar malam tadi hancur gara-gara promag cepat menyembuhkan sakit maag, dan anehnya yang ngasih itu orang kanada. Apa di kanada juga ada promag ya? Ah, masa bodho, yang jelas aku kecewa sama promag malam ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun