Negara Baru memanglah Labil. Sama ketika Indonesia baru merdeka. Masalah keamanan dan ekonomi menjadi masalah utama. Belum lagi separatisme dan pemberontakan yang ingin memisahkan diri dari RI kala itu.
Dalam konteks intern negara Timor Leste, mereka yang ingin kembali integrasi ke RI termasuk golongan separatis bagi pemerintah Timor Leste sendiri.
Keinginan Kembalinya Timor Leste ke pangkuan RI harus benar2 dipertimbangkan. Jangan sampai merugikan kedua belah pihak, terutama Indonesia. Memang ketika masa Orde Baru, Timor Leste banyak mendapatkan privilege dan perlakuan kusus, termasuk saat Referendum. Perlakuan dan harapan yang sama belum tentu didapatkan Timor Leste jika kembali bergabung dengan RI, Terlebih jika niat Timor Leste bergabung untuk mendapatkan nasib yang lebih baik. Hal ini dikarenakan situasi politik Tanah Air yang telah berubah.
Kecuali jika Timor Leste adalah negara yang sudah mapan dan sejahtera. tentu niat yang diharapkan jika bergabung dengan RI adalah niat nation dan kebangsaan semata. Namun jika masih masalah perut akan banyak kepentingan lain disana.
Selanjutnya, Media Tanah Air juga jangan lagi mengungkit-ungkit soal referendum Timlest. Selama ini Ketika Isu Timlest mengemuka, adalah Mantan Presiden B.J Habibie pihak yang selalu dianggap bertanggung jawab terkait lepasnya Timlest. Dari sini timbul kesan Pemerintah Indonesia masih Berat melepas Timlest. Dan sinyalemen ini ditangkap baik oleh Elite di Timor Leste entah dengan berbagai kepentingan nantinya. diantaranya adalah pernyataan Xanana Gusmau saat menghadiri Undangan Pemerintah RI dalam Puncak HUT TNI ke 69 di Surabaya, 07 Oktober 2014, yang mengatakan ingin kembali ke indonesia. Pernyataan itu terlontar dari Xanana ketika dikonfirmasi sejumlah awak media terkait isu ingin kembalinya Timor Leste ke Indonesia.
terlepas masalah SARA dan Politik. Dari sisi manapun Timlest tidak menguntungkan lagi bagi RI, baik sisi SDM maupun SDAnya, Terlebih jika TIMLEST nantinya meminta perlakuan lebih pasca integrasi, karena merasa memiliki Bergaining (Daya Tawar Tinggi) yang justru akan merugikan RI.
kecuali jika niat TIMLEST memang Tulus ingin bergabung ke Pangkuan NKRI, bolehlah kita pertimbangkan kembali
""Jika kau ingin kembali padaku ya inilah keadaanku, aku akan menerima kamu apa adanya, begitu pula kau harus menerima aku apa adanya, dan kita membangun Bahtera rumah tangga Bersama..''