Kenapa berdendang dengan lirik masa lalu, merantai fikiran ke pokok kayu masa lalu? Karena tak sanggup menjalani kekinian. Lalu orang pun menjahit masa kini dengan bahan sutera masa lalu, walau lapuk dan rapuh. Menjahit kekinian dengan penamaan-penamaan sesuatu yang hilang dan bernilai romantik; kain sila, kain cita, kain cindai dan segala kain dengan rajutan benang-benang sezaman. Inilah jenis orang yang tak sanggup mengais kekinian yang menghampar khazanah, yang menghimpun keletah dan warisan ke depan. Jalanilah kekinian dengan prinsip “distribusi”. “Life is not accumulation, it is about contribution”, ujar Stephen R Covey. Sejarah menjadi cedera, karena kita memahaminya sebagai akumulasi tindakan dan perbuatan (baik hitam atau pun putih). Sejatinya, dia didatangi dengan prinsip distribusi. Di sini terjadi tindakan “memilih”. Bahwa kita hadir di masa kini adalah “pilihan”, dipilih dan “terpilih” karena edaran distributif sejarah yang diayak secara bijak.
KEMBALI KE ARTIKEL