Jari berbicara, itulah yang sering terlihat dari dikusi kami para ketapels (Kompasianer Tangerang Selatan Plus) dengan Dissa sang founder Deaf Cafe Finger Talk,Kemudian Ms. Pat Sulistyowati (Mantan Ketua Gerakan Kesejahteraan Tunarungu Indonesia "GERKATIN").Namanya sudah terkenal di wilayah sekitar sebagai tokoh masyarakat Pat yang juga guru keterampilan yang khusus menangani tunarungu di wilayahnya . Hal ini kemudian menjadi kolaborasi hebat berdirinya cafe tunarungu pertama di Indonesia. Hasil perhitungan tepat dari perkenalannya dengan tempat kudapan sejanis di Nicaragua Amerika Tengah tempat dirinya menjadi sukarelawan dan dari sanalah pertemuannya dengan sebuah cafe di mana para pekerjanya adalah para tuna rungu Terinspirasi dengan Cafe De La Sorisas yang dimiliki oleh warga Spanyol Dissa membawa harapan dan tujuannya ke Indonesia .Membangun sosial bisnis yang sama .Kemudian Gadis yang menguasai empat bahasa ini melengkapi keinginannya membangun sebuah sarana yang nyaman ketika dia bekerja di Singapura.Hasil kerja kerasnya selama di Singapuralah bangunan berbentuk joglo terbangun sampai membesar seperti saat ini. Dari diskusi dengan Ketapels dikethui pula akan diresmikannya tempat yang kedua dan seterusnya.
KEMBALI KE ARTIKEL