Bahasa menjadi hal yang niscaya dalam kehidupan, peristiwa pun demikian dalam keadaban. Tak ada ruang yang luput dari peristiwa, begitupun tak ada detik tanpa bahasa. karena memang peristiwa adalah kehidupan itu sendiri. Dalam komunikasi, peristiwa dan bahasa saling mengenal, dekat dan kemudian menjadi sesuatu yang integral. Lalu bagaimana peristiwa direpresentasikan bahasa dan bahasa merepresentasikan peristiwa. Atau bagaimana peristiwa merepresentasikan/mensimbolkan dari sesuatu yang verbal. Manusia sebagai
animal symbolicum sebagaimana yang dikemukakan Ernst Cassirer,bertindak, berkehendak, memaknai segala sesuatu dengan tanda. Dan bahasa sebagai sistem tanda yang primer dalam kehidupan sehari-hari menduduki wilayah yang simultan dengan peristiwa yang dialami manusia itu sendiri.Maka, dalam kehiduapan sehari-hari seperti saat ini kita sulit memisahkan antara bahasa dan peristiwa. Ada tumpang tindih yang saya bicarakan di sini, pun saya bingung di mana batasan antara kedua hal itu. jika kita menac kepada tesis Austin yang berbunyi
speech act yang kurang lebih dapat diartikan bahwa ketika kita berbahasa maka sesungguhnya kita sedang bertindak, itu artinya kita sedang dalam peristiwa.
KEMBALI KE ARTIKEL