Apa penyebabnya? Akankah dunia ini berakhir? Dimanakah tempat yang aman?
Jawabannya, tidak ada yang tahu. Hanya Tuhan yang maha mengetahui.
Dari serangkaian pengamatan (diluar konteks ketuhanan) saya, mungkin musibah merupakan influence (pengaruh) dari emosi dan ego manusia pada abad ini. Krisis moral, krisis kepemimpinan, krisis percayadiri, krisis kemanusiaan, dan lain lain, atau justru sebaliknya.
Alam memiliki siklus hidup (cycle of life) atau dengan kata lain 'daur hidup', manusia pun memiliki siklus hidupdan kedua-duanya (alam dan manusia) dibagi kedalam bentuk 'usia/zaman' (age), dimana setiap zamannya memiliki historis yang berbeda namun akan selalu kembali ke awal. Kolaborasi keduanya menciptakan sebuah kehidupan yang dinamis pada setiap zamannya. Kita ketahui berdasarkan sejarah, baik dari konteks keagamaan maupun ilmu pengetahuan, pernah ada suatu zaman mengalami kehancuran, setelah itu muncullah zaman kemajuan. Seperti yang kita ketahui dari artifak-artifak yang pernah ditemukan oleh arkeolog.---> http://xfacts.com/ancient/ (mengenai bangsa Sumeria)
Faktanya, diera informasi modern sekarang ini, manusia lebih lebih mudah mengakses informasi dengan cepat. Tak heran bila seseorang bisa sebegitu cepatnya populer dan sebegitu cepatnya jatuh. Akibatnya, ekses negatif yang ditimbulkan adalah kita menjadi lebih mudah mencurigai seseorang tanpa didasari kebenarannya, mendahului hukum men-judge (menghakimi) tanpa pengadilan (pengadilan liar), menyimpulkan sesuatu terlalu dini (cepat), mengadudomba, dan lain-lain yang termasuk dalam human ego. Namun dampak positif yang didapat pun tidak kalah banyaknya. Lalu apa hubungannya dengan musibah?
Hubungannya ada pada human ego (ego manusia), saya yakin manusia pun memiliki 'energi' yang menentukan bagi  keseimbangan dan siklus alam, contohnya tanah longsor,  akibat ego manusia yang ingin mengeruk keuntungan (kapitalis) seperti, penggalian pasir besar-besaran, penggundulan hutan, sampai mengalihkan fungsi lahan kepada fungsi yang tidak semestinya (contoh: hutan pinus dialihkan menjadi perkebunan teh) sehingga tanah menjadi rentan longsor. Lalu contoh lainnya adalah keruntuhan sebuah negara yang damai dan tenteram hanya karena hasutan (adudomba) pihak asing yang sesungguhnya memiliki kepentingan terhadap negara tersebut, seperti Iraq dan Libya yang diadudomba dengan suku atau partai oposisinya. Setelah runtuhnya pemerintahan, masuk kedalam kesengsaraan, karena tidak ada hal yang indah pasca peperangan. Panasnya ego manusia membuat bumi semakin panas, cukuplah manusia merasakan dampak dari Perangan Dunia ke-2, no more!
Dengan menghidupkan rasa kemanusiaan dan human ingenuity (kepintaran manusia) semoga negara ini memiliki nasib dan masa depan yang lebih baik, serta terhindar dari segala musibah. Amin. (YR)