Aku berpamitan kepada Pak Mias, Ibu dan kedua anaknya serta Mamak Tua. Lambaian tangan mereka mengiringi kepergianku saat itu sambil mengucap, Selamat Ibu...... Ojek melaju dengan cepat hingga akhirnya mereka tak nampak lagi. Hff......betapa terasa dekat, haruku sempat menyeruak. Tiba-tiba terlihat bayangan dari atas sana cukup mengusiku. Wooooow...Elang lauuuttttt.....sayap abu-abu dan badanya yang berwarna putih terlihat begitu jelas dan dekat, terbang melintas tepat diatas kepalaku sore itu.
Lambat laun kudengar suara azan berkumandang, "Bu saatnya berbuka, kata pengemudi ojek berkalungkan salib mengingatkanku untuk berbuka." Dan aku pun tersenyum sambil mengangguk, kuajak dia untuk sekedar minum, lalu tak lama kemudian ia pun berlalu sambil berucap, Shaloom Ibu!
Pagi hari itu, aku sibuk packing. Banyak juga ternyata barang bawaanku, sementara aku hanya sendiri. kupandangi 3 kardus yang telah kujahit bersama kaka Hasnah dan Kak Iyah. Dari kejauhan terdengar suara pintu diketuk. Ah, rupanya Pak Jeremias mendatangi tempat homestay ku. Tanpa diduga beliau memberikan sebuah kado untukku sebagai kenangan atas persahabatan kami.Sebuah kain tenun cantik ...
Hampir kutitikan air mata saat itu, namun untunglah senyumku lebih mendominasi. Ya Allah terimakasih atas persahabatan ini, keindahan-Mu tak ada batas...
Dan beberapa waktu lalu Pak Mias kembali menghubungiku...rasanya baru kemarin aku bersama kehangatan Alor ... seperti apa mereka sekarang ya? semoga suatu saat Tuhan mempertemukan kita kembali saudara-saudara Timor - ku :)
~ Sesaat mengingat Alor