JIWA YANG SEMPAT TERGADAI, oleh Yunita Ramadayanti Saragi, No. Peserta 95
Hari itu masih sangat pagi, mentari muda masih menggeliat di sebalik awan. Sisa dingin udara malam pun masih enggan pergi. Dari sela- sela dinding dapur di sebuah rumah sangat sederhana, menyembul asap putih, membumbung hingga menjilat kaki langit. Sayup terdengar suara seorang wanita, lembut namun menyiratkan kecurigaan yang kental.