Jalanan masih sepi, penuh liatan tanah, bercampur sisa hujan. Pemandangan pagi,setelah semalamam layar kaca mempertontonkan Setya Novanto dan Freeport, bersama dengan embel-embelnya, dengan judul: "Papa Minta Saham". Akhirnya perang dingin di mulai, kesempatan di telusupi, bongkar-bongkaran berkedok,ada pemain di belakang layar, ada sutradara yang menyerukan "Cut" pada waktunya. Pengamat hanya mau mengamati, mengolah kata, melempar opini yang dimakan lahap oleh publik. Politisi saling mempertahankan kubu, membuat benteng, kepentingan di tamengi dengan berbagai pembelaan, saling seruduk, ah,lagi-lagi kepentingan, nah, kepentingan siapa? Tak tahu. Tentunya bukan kepentingan rakyat banyak, bukan kepentingan Papua, apalagikepentingan Presiden yang "katanya", namanya dicatut dalam rekaman, entah rekaman yang mana, Sudirman Said makin bimbang, garangnya layu, lebih garang Fadly Zon.
KEMBALI KE ARTIKEL