Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

When the Story Becomes

19 Desember 2011   15:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:02 114 0



Seseorang pernah bicara padaku

'kamu tahu gak kenapa Tuhan menciptakan hanya 1 orang pasangan yang benar untuk kamu? '

' mungkin Tuhan gak mau kita jadi serakah, atau semacamnya, ya entahlah, menurutmu? '

' karena Tuhan itu takut '

' apa? Maksudmu? '

' iya Tuhan itu takut, takut kalau rasa cinta yang Dia beri pada kita berkurang karena terbagi bagi, lebih baik satu orang saja yang mengisi hati kita, begitu kan? '

' mmm.. Ya mungkin saja '

-awal desember di musim hujan-

aku pernah mendengar kisah bagaimana orang orang menemukan cinta sejati nya justru disaat dia telah memiliki pasangan.

Tapi aku ga percaya, bukankah kita memiliki pasangan karena kita mencintainya?

Aku pernah mendengar kisah klasik sepasang manusia yang saling mencintai dalam hati saja tanpa keinginan saling memiliki, tapi aku gak percaya.

Bukankah cinta itu untuk memiliki? Bagaimana kita bisa merasakan cinta itu sendiri kalau kita tak pernah memiliki sumber dari cinta itu?

Tapi semuanya terjadi di sekitarku dan di depan mataku...

: aku benar benar takut jatuh cinta :

pernah beberapa laki laki datang dalam kehidupanku,

ada beberapa yang membekas dan banyak yang aku lupa sama sekali..

Aku sudah tidak ingat lagi bagaimana cara mereka menarik perhatianku,

yang masih sangat melekat dalam ingatanku adalah bagaimana mereka menyakitiku, mengkhianatiku dan mempermainkan ku..

Aku pernah berniat, bertekad, suatu saat aku akan memberi mereka rasa sakit ini, yang lama aku simpan saja dalam hati.

Saat itu datang, mungkin aku jatuh cinta atau semacamnya,

tapi sekarang aku salah orang,

aku salah total telah mencintainya,

karena dia, saat ini dan entah sampai kapan, telah dimiliki orang lain...

Aku tau aku salah,

aku tau ini keliru,

aku berpikir mungkin tuhan salah menyetting hati ku sampai sampai aku salah jatuh cinta.

Tapi ini terjadi.

Dan aku tak akan bisa melepaskannya begitu saja, karena hatiku tak sengaja memilih dia.

Aku tak tahu bagaimana perasaan dia padaku, yang kutau aku harus mendapatkannya apapun resiko nya.

..........................................................

Aku bisa dibilang pacaran dengan pria itu,

entah kekasih nya tau atau tidak, aku tak peduli.

Hingga suatu saat si wanita itu benar benar tau,

aku gugup tapi secepat kilat aku bisa menguasai diri,,

resiko,, itu hal yang pertama kali muncul di kepalaku.

Aku sudah siap untuk kemungkinan kemungkinan terburuk,

dari mulai didaratkan tamparan, cacian hingga dipukul, ya entahlah..

Dan yang terjadi,,

dia duduk bersama kami, memutuskan hubungannya dengan sang pria, dan tersenyum padaku..

Dia senyum,,

begitu cantik.

..........................................................

Sejak saat itu, kami berteman , bersahabat , dan apapun itu kebanyakan orang sebut namanya.

Dia banyak bercerita tentang apa yang pacarku (yang dulu adalah pacarnya) suka dan tidak suka.Dia slalu menasihatiku tentang sesuatu yang tidak aku mengerti. Dia slalu ada .

Bahkan lebih sering ada di banding pacarku sekarang...

Dia wanita, kaka angkat ku yang sangat istimewa...

Sering aku menyesali perbuatan ku,

tapi ketika aku minta maaf, dia cuma duduk kosong tersenyum, lagi lagi senyum itu...

Sampai saat ini aku tidak tahu apakah dia benci padaku atau tidak.

..........................................................

=Musim hujan januari=

aku mengetuk pintu rumahnya, ini bukan tentang pacarku, ini tentang wanita itu, seseorang yang aku anggap kaka ku...

Seperti biasa, aku ingin dia bisa menasihatiku..

Tapi rumahnya sepi.

Tetangga nya bilang, dia pulang kampung.

Dengan langkah bimbang aku pulang, tapi tidak juga,

di tengah jalan aku bertemu dengan lelaki yang orang orang sebut sebagai pacarku.. Entahlah..

Dia ingin berbicara,

aku tau dia butuh bicara,

dan aku perlu untuk mendengarkan.

Dia, dengan terbata bata, bilang sesuatu tentang rumah sakit, operasi dan seterusnya..

Awalnya aku heran, tak mengerti,

namun aku langsung bisa menangkap ketika dia menyebut nama seseorang, yang tentu saja aku kenal..

Yang baru saja rumahnya ku datangi..

Kaka...

Kenapa dia ada di rumah sakit???

Aku berlari,, menarik pacarku,

aku ingin cepat sampai disana, di tempat wanita anggun itu berada..

Entah berapa jalan yang sudah aku lalui dengan berlari,, nafasku tersengal,

aku lupa teriknya matahari yang membakar kulitku, bahkan aku tidak ingat apakah hari ini aku sempat makan?, ketika aku ingat, bahwa aku belum makan apapun hari ini, semuanya sudah gelap....

Aku pingsan...

..........................................................

Aku bangun,

tersentak dengan kamar tidur yang serba putih,

aku duduk, namun kepalaku sangat sangat berat, sangat berat...

Cairan merah kental keluar dari hidungku.

Apa yang terjadi sebenarnya???

Apakah aku sperti tokoh utama sinetron yang harus mati karena leukimia, kanker atau penyakit kronis lainnya??

Apakah aku sebenarnya hanya punya sedikit saja waktu di dunia ini?

Apakah aku.... Ahh! Aku kesal, aku bertanya pada orang tinggi besar yang memberiku suntikan di sebelahku.

'aku sakit apa dok? Seingatku, aku hanya pingsan karena tidak makan seharian ini, tapi kenapa sepertinya aku dirawat seperti pasien berpenyakit berat??'

'tidak, nak. Ini hanya sekelumit prosedur kedokteran,, sudah lazim kok'

'seingat saya terakhir om saya kecelakaan pun, tidak pernah perawatan hingga seperti ini.. Bilang aja dok, apa penyakit saya??'

'mmmm, baiklah jika anda memaksa, saya dengan jujur mengatakan bahwa anda memang memiliki penyakit berat'

dokter pun berhenti bicara, aku pun diam, tak mengerti..

'anda memiliki penyakit berat, nona, kanker hati setidaknya sampai 2 jam yang lalu'

aku diam , lagi lagi tak mengerti.

'maksud dokter?'

'ini rahasia tapi saya akan memberi pengecualian pada anda, penyakit anda bisa dikatakan 90% sembuh'

'kenapa dok!, mukjijat Tuhan ini kan dok? Iya kan?'

'iya ini mukjijat Tuhan yang telah menurunkan seorang wanita tegar yang menyumbangkan hati nya untuk anda, nona'

aku tersentak, siapa? Wanita itu? Ibuku kah?

'siapa dok??' ,tanyaku

'dia pasien disini juga, penderita kanker otak, sampai 2 jam yang lalu dia ada dan masih tersenyum'

'maksud anda dengan 2 jam yang lalu apa dok?'

'ya, Tuhan terlalu sayang pada dia, dia diambil beberapa menit berselang kau siuman, anda belum terlambat nona, datanglah ke kamarnya, tepat di sebelah kamar anda'

kata kata dokter itu adalah aspirin bagiku,

aku dibantu beberapa suster, menghampiri apa yang menjadi penolongku, siapa wanita itu?

Satu hal yang sudah pasti, wanita itu bukanlah ibuku seperti dugaanku.

Aku membuka kamarnya,

lantunan ayat suci berkumandang,

beberapa orang di antaranya,

aku kenal,

mereka tetangga rumah kaka angkatku,

orang yang sedang pingsan di pojok

aku kenal

mereka orang tua kaka angkatku,

lelaki yang duduk di sofa,

aku kenal,

dia mantan pacar kaka angkatku.

Orang yang berbaring di atas kasur putih,

diselimuti kain putih sampai batas lehernya

sambil terus memjamkan mata tak bernapas,

aku kenal...

sangat sangat kenal,

dia kaka angkatku.....

Aku menangis minta penjelasn padanya, kenapa dia bisa berbuat seperti ini?

Kenapa mudah sekali bagi dia untuk pergi?

Aku bahkan belum tau apa warna favoritnya?

Apa makanan kesukaannya?

Apa lagu favoritnya?

Apa acara tv kegemarannya?

Bahkan ironis, aku juga belum sempat tahu bagaimana perasaannya padaku? Bencikah? Dendamkah?

Dia pergi dengan sejuta pertanyaan di otakku..

Pengakuan yang sangat pahit bahwa membiarkan seseorang pergi tanpa berbicara dengannya semenit saja adalah penderitaan bagiku...

Aku menggeram, menangis, menginjak lantai kuat kuat hingga cairan merah dari hidungku keluar lagi...

Mataku perih..

Kepalaku pusing..

Dan semua gelap lagi

======================

'kamu tahu gak kenapa Tuhan menciptakan hanya 1 orang pasangan yang benar untuk kamu? '

' mungkin Tuhan gak mau kita jadi serakah, atau semacamnya, ya entahlah, menurutmu? '

' karena Tuhan itu takut '

' apa? Maksudmu, kak? '

' iya Tuhan itu takut, takut kalau rasa cinta yang Dia beri pada kita berkurang karena terbagi bagi, lebih baik satu orang saja yang mengisi hati kita, begitu kan? '

' mmm.. Ya mungkin saja ', jawabku asal

' kenapa harus mungkin kalau bisa jawab iya?, pasangan itu bisa berarti banyak, bisa sahabat, soulmate, atau yang paling mungkin, pacar, kekasih..'

'ooohh jadi gitu ya kak,, lalu emmm... Bagaimana perasaan kaka terhadapku? Aku kan telah merebut sesuatu yang sangat berharga dari kaka, pasangan hidup kaka? Kaka maafin aku???'

dia tersenyum,

tatapannya kosong , lurus ke depan, entah apa yang ada di pikirannya, dia pun mengajakku mengakhiri obrolan dan pergi...

'sejujurnya, kaka sakit hati sama kamu, merebut pacarku seenaknya, tapi seperti yang kubilang, pasangan sejati bisa datang dikala kita telah bersama orang lain,, dan pasangan sejati kamu mungkin adalah pacarku... Aku tidak bisa menggerutu namun aku juga tidak bisa diam, aku berusaha mengenalimu semampuku, selama waktuku masih tersisa, aku akan tersenyum, bukan karena aku bahagia, tapi karena pedih ini selalu datang, aku pernah bilang,

bahwa Tuhan takut cinta kita padaNya terbagi bagi, maka aku berikan hatiku ini untukmu adikku yang manis..

Cintailah Tuhanmu setulus hatimu,

Cintailah orang orang sekitarmu dengan hatimu,

Cintailah dia, kekasihmu sekarang, dengan hatiku..

Karena dari jiwaku yang paling dalam, aku masih ingin mencintainya dengan hatiku, walau ragaku mungkin sudah tak berbentuk..

Aku titip hatiku untuk kamu dan dia, adikku yang manis...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun