Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Satu Kalimat Buat Mama...

19 Desember 2011   13:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:03 807 0
' mungkin saat ini aku berharap bahwa aku , tak pernah dewasa, tak pernah menjadi bayi atau tak pernah benar benar dilahirkan'

= delapan belas tahun yang lalu =

aku baru saja, mungkin, dilahirkan ke dunia,
aku baru saja, benar benar memiliki ibu dan ayah,
aku baru saja, terlalu bisa menangis keras-keras..
Aku baru saja bisa menghirup udara dunia..
Namun aku tidak ingat bagaimana ekspresi wajah mereka, orangtua ku ketika melihatku...
Satu kesalahan masa kecil, menurutku..

Aku mulai beranjak dewasa, entah dengan atau tanpa kasih sayang.
Aku, berbeda..
Aku, tak pernah merasa sama dengan yang lain,
aku dari dulu hingga kini, tidak banyak bicara..
Bukan karena aku tidak mau, tapi karena aku tidak pernah bisa..
Aku berbeda..
Bahkan sama sekali tak sama dengan seseorang yang tidak pernah ingin dipanggil mama olehku,,
tapi sesungguhnya, dia mama ku...

Mama yang sabar dan pemalu..
Mama sabar, karena mama tidak pernah bicara ataupun mengeluh dengan keadaanku..
Atau mungkin mama mengeluh tapi mama diam saja...???

Mama pemalu, karena dia selalu menghindar dari teman temannya,
malu karena dia seorang janda atau malu karena memiliki anak cacat seperti ku... Entahlah...

Aku adalah orang yang tidak sabar dan tidak pemalu...
Aku selalu berusaha terlihat normal di depan mama,
aku selalu berusaha bicara sebenar mungkin di depan mama,
aku bahkan berlatih bicara di depan cermin, di kamar mandi, hingga di depan nisan ayahku..
Namun percuma, aku tak bisa...

Aku tidak pemalu, karena aku tetap bergaul dalam menjalani hidupku dengan biasa saja, seolah aku adalah bagian dari dunia..
Tapi entah dunia sebelah mana yang kumaksud itu.
Karena tak pernah benar benar ada yang bisa mengerti aku...

Mama sibuk dengan dunia nya.
Dunia kerjanya.
Tapi mungkin itu hanya alibi mama untuk selalu meninggalkanku sendirian saja di rumah...

Mama tak pernah melarangku untuk berbuat sesuatu yang ku inginkan
dan mama selalu memberiku semua yang kuinginkan

ketika aku ingin handphone, mama memberinya.
Ketika aku ingin komputer, mama memberinya
ketika aku ingin kamar pribadi milikku sendiri, mama memberinya
ketika aku ingin punya sepatu model terbaru, mama masih sanggup memberinya

namun, ketika aku ingin sesosok 'mama' ada di sampingku, mama tidak pernah bisa -dan tidak akan pernah bisa- untuk memberinya...

Mama, tidak pernah bertanya aku sudah makan atau belum..
Mama, tidak pernah bertanya apakah aku pacaran atau tidak selama sekolah..
Mama, tidak pernah bertanya nilai nilai ulanganku..
Satu satunya hal yang paling sering mama tanya padaku adalah..
'kapan kamu berhenti mengajakku bicara dengan bahasa aneh seperti itu?'

mama menatapku seolah aku bukan darah dagingnya,
padahal aku jelas jelas anak kandungnya..

Tapi aku menatap mama sebagai ibu..
Yang melahirkan ku..
Yang mengijinkanku melihat dunia dengan mataku..
Yang mengijinkanku mendengar dunia dengan telingaku..
Yang mengijinkanku merasakan dunia dengan hatiku..
Tapi aku tak diijinkan berbicara pada dunia dengan lidahku..
Saat itu , tengah malam.
Kudengar ibu ku membanting pintu depan,
dengan langkah lemas,
aku melihat ibuku berusaha jalan terhuyung-huyung mencari kamarnya di tengah gelapnya rumah...

Dia meraba raba, hingga sampailah di depan pintu kamarnya...
Aku melihat
-hanya melihat-

mama... Dia terlihat sangat lelah..
Aku ingin sekali mendekatinya,
memijitinya atau sekedar membuatkan air putih untuknya..
Dan itu, kulakukan pada akhirnya..

Aku ketuk pintu kamar mama,
aku bawakan ia segelas air putih..
Tapi mama tidak keluar juga..
Aku mencoba membuka pintu kamarnya, tidak dikunci..
Aku lihat dia terbaring, panas, suhu tubuhnya sangat panas..
Mama sakit..

Aku panik..
Aku telepon bibi ku, paman ku, tetanggaku, teman teman mama, semuanya..

Tapi tak seorangpun mengerti kata-kata ku..
Aku maklum,
bagaimana bisa mereka bisa mengerti ketika seorang bisu bicara..

Aku berlari ke tetangga depan rumahku,
minta pertolongan,
dia sanggup membantu, ketika aku tulis maksudku di atas kertas putih padanya..

Mama,
dibawa ke rumah sakit..
Namun aku tetap di rumah, aku persiapkan segala sesuatu untuk mama di rumah sakit..
Lagipula aku dilarang oleh tetanggaku,
'sudah larut, rumahmu kosong, tinggalah disini, kami akan mengabarimu, nak'
aku tak bisa membantah..
Karena lagi lagi aku tak bisa bicara...

Sambil terisak aku ratapi kebodohanku, nasibku, takdirku..
Seorang bisu yang bahkan tak mampu menolong ibunya sendiri..

======================

beberapa jam kemudian, aku dapat kabar dari rumah sakit..
Beberapa orang terluka parah katanya..
Lalu ada seseorang yang mengaku polisi bicara padaku, dia bicara mengenai mobil hitam, jalan raya, truk, kecelakaan, hancur...

Aku kaget!
Kecelakaan ?????
Bagaimana bisa???

Aku tergagap, polisi di ujung sana mungkin tak mengerti apa yang kukatakan,
tapi dia bilang lokasi rumah sakitnya,,

aku bergegas mengendarai motor ku untuk menyusul ibuku...
Aku sangat khawatir..
Sangat sangat khawatir

======================

aku, entah bagaimana, sampai di rumah sakit, aku mencari kamar tempat ibuku kritis..
Aku mencari, di lorong kanan dan kiri, kemudian belok lagi, entah kanan atau kiri...
Dan akhirnya sampai..
Aku lihat sosoknya terbaring tak berdaya di atas kasur..
Bukan kasur miliknya, tapi kasur rumah sakit...

Aku mulai berjalan mendekatinya sambil terisak..
Ketika hampir beberapa langkah lagi menuju ibuku, aku ditahan oleh seorang pria tinggi berbaju putih..
Dia mengajakku keluar..
Mencoba mengajakku bicara empat mata..
Dia dokter..

'anda benar anak kandung pasien?'
aku mengangguk kecil
'jawab , benar atau tidak?'
aku mencoba bicara sebisaku, aku bilang benar, namun entah apa yang di dengar dokter itu..
Aku sangka dia takkan mengerti, tapi dengan satu kerutan kecil di dahi nya, aku rasa dia mengerti keadaanku..
Dokter mulai mengambil pena dan kertas dan menyerahkannya padaku, dia berbicara padaku, dan aku selalu meresponnya melalui tulisan ku di kertas..

'begini nak, ibumu dan seorang wanita mengalami kecelakaan mobil..'
Aku terdiam, dan dokter itu melanjutkan ceritanya...
'mereka sama sama terluka parah namun masi bisa diselamatkan, namun....'
sang dokter terdiam,,
lalu menghela napas panjang dan mulai berserita kembali..
'namun, ada sesuatu yang aneh dengan kondisi ibumu, nak'
aku mengkerutkan dahi dan mulai menulis,,
'maksud dokter?'
'begini nak, setelah mengetahui hasil test lab, saya kaget karena, ternyata ibu anda mengidap kanker paru paru stadium 3'
aku menahan napas..
Mata ku terbelalak..
'maaf nak, saya ingin minta ijin untuk menindaklanjuti hal ini lebih lanjut, maka dari itu saya butuh anda untuk mengijinkan kami menyembuhkan ibu anda, bagaimana? Apa mau dilanjutkan?'
aku terdiam,
air mata ku jatuh,
aku tak percaya,
kenapa harus mama,,
dahulu papa yang pergi,
sekarang kenapa mama???

'nak?' sang dokter bertanya sekali lagi
aku menulis di atas kertas,
'apa ada cara untuk menyembuhkan mama dok?'
'operasi, namun saya tidak menjamin keberhasilannya, lalu...emm..'
'lalu apa dok?', aku mulai menulis lagi
'lalu apa dok?', aku mulai menulis lagi
'mungkin akan berhasil jika ada yang donor paru paru, tapi kemungkinan ini jarang sekali terjadi, jarang ada yang mau mendonorkan paru paru, organ yang begitu penting bagi manusia'
'apa tidak ada cara lain?'
'kurasa tidak ada'
aku diam , dokter pun berpamitan setelah mendapat ijinku untuk menindaklanjuti hasil temuannya.
Aku berjalan terhuyung ke kamar rawat ibu ku.
Kutatap matanya yang terpejam,
kusentuh lembut tangannya,
ku ambil beberapa lembar kertas dan sebuah pena.
Lalu aku menulis dan menulis hingga aku tertidur di sebelah mama...

======================

operasi berjalan lancar,
beberapa jam kemudian mama siuman, mulai sadar dari koma, mulai bisa berbicara, walaupun tidak banyak.
Saat itu dokter datang ke kamar mama
'selamat bu, operasi berhasil'
'operasi apa maksud anda dok?'
'anda mengidap kanker, apa anda tidak tahu?'
'oh, soal itu.. Saya tahu,, tapi apa saya benar benar sembuh?'
'betul bu, anda sembuh..'
'tapi dokter yang memvonis kanker pada saya bilang kalau saya harus menerima donor paru paru untuk bisa sembuh'
'itu benar bu, dan anda memang telah menerima donor tsb'
'bagaimana bisa dok? Siapa orang yang berbaik hati itu?'
'sebenarnya anda akan mengetahuinya segera, karena saya datang kemari untuk menyerahkan beberapa lembar surat ini untuk anda baca'
mama mengambil surat itu, dokter meninggalkannya sendirian di kamar rawatnya..
Mama mulai membaca lembar demi lembar surat itu.. Air matanya menetes..
Sedikit ... Sedikit... Semakin deras.. Mama tersedu sedu..
Lalu histeris...
Dokter masuk ruangan kembali bersama seorang suster..
Mama meronta ronta kencang sebelum akhirnya pingsan..

======================

' mama, mungkin saat mama baca surat ini, aku tak bisa lagi datang untuk membuang sampah surat yang mama baca ini...
Maaf mama,
bukan nya aku tak mau,
tapi aku sudah tak bisa lagi..
Mama...
Sepanjang hidupku aku telah menerima kasih sayang mu dalam bentuk yang aneh..
Engkau jarang mengajakku bicara, mama...
Entah kenapa...
Mungkin karena kau tidak mau menambah kesedihanku karena aku tak pernah bisa bicara.
Atau memang kau malu punya anak sepertiku?

Mama..
Aku tau mama sering pulang larut demi pekerjaan, aku juga tau mama sering lupa memakai parfum ketika berangkat kerja.
Aku bahkan tau baju apa saja yang sering mama pakai untuk rapat...
Tapi ma..
Apa mama pernah tau tentang aku?
Apa yang mama tau dari aku sampai detik ini, ma?
Bahkan mama tak pernah menasihatiku soal nilai nilai ku...
Mama hanya tau bahwa aku adalah anak mama yang cacat, sebatas itu saja, hanya itu...
Mama apa kau tahu?
Tiap malam aku diam diam menyelinap ke kamar mu,
bukan untuk mengambil atm, kartu kredit atau uangmu..
Tapi untuk mencuri waktu berduaan dengan mu,,
saat engkau sakit, aku bingung,
apa yang harus kulakukan,
aku tidak bisa berteriak, mama..

Saat aku sakit,
engkau menyuruhku ke dokter,
memberi sejumlah uang padaku, lalu kau pergi..
Mama, aku tidak butuh uangmu, aku butuh kasih sayangmu..

Sekarang , saat ini, aku tidak lagi bisa mendengar suaramu.
Dan kau tak lagi bisa benci padaku.
Karena aku tak bisa lagi tersinggung atau sakit hati dengan sikap mu, aku juga tak bisa menghela napas panjangku ketika kau mengabaikanku..
Ketahuilah mama, dulu sewaktu aku masih dalam perutmu, kau telah memberikan nafas untukku,
sekarang hanya ini satu satu nya cara untuk membalas kebaikanmu,
mama, mungkin saat ini kau telah bernapas dengan paru paru ku...
Dan saat kau pulang nanti, jangan lagi membenciku, kumohon, aku ingin sedikit saja kasih sayang mu mama, baik saat aku ada atau tak ada...
Mama, berjanjilah ini adalah terakhir kalinya mama masuk rumah sakit.
Aku mungkin akan bertemu papa,
doakan aku ma, semoga papa mau menerima aku yang cacat ini di alam sana..
Mama,
satu kalimat yang sempat aku bisikkan saat kau koma,
sekarang akan ku tulis disini..
Permintaan terakhir ku...

'jangan rindukan aku, meski ku tau kau takkan pernah melakukan itu, terima kasih mama...'

======================
di pemakaman,
mama di bantu seorang temannya menyiram gundukan tanah merah yang masih baru...
Matanya sipit...
Mama menangis ..
Untuk anaknya..
Aku..
Ternyata kematian tidak begitu jelek bagiku,
dengan kepergianku, aku bisa ditangisi mama,,
lalu sambil terisak, mama bergumam sesuatu..

'mama telah baca surat mu, nak.. Dan mama sangat berterima kasih padamu...
Mama minta maaf jika selama ini mama telah mengabaikanmu,, bukan mama tak mau, tapi mama hanya malu, benar, seperti yang kau katakan...
Mama ingin memelukmu dan selalu bicara denganmu, tapi airmata mama selalu menetes jika melihatmu..
Ini bukan salahmu, nak.
Ini salah mama .
Disana, mama yakin papa mu bisa menerimamu apa adanya, tidak seperti mama..
Tetap semangat, nak..
Maaf...
Terima kasih telah menganggapku mama mu..
Selamat jalan..
Mama akan terus bernapas denganmu nak, kita tak akan pisah...

Anakku sayang, kamu punya satu kalimat yang belum sempat kau ucapkan pada mama, dan hari ini, mama punya sejuta kalimat buatmu

mama merindukanmu sayang, tetaplah ada di hati mama
mama sayang padamu, nak
mama minta maaf....
Terimakasih buat segalanya..
Mama tidak menyesal punya buah hati sepertimu..
Mama benar benar merindukanmu saat ini...
Jika kau bisa kembali sekarang,
kembalilah, nak
kamarmu sudah mama bereskan..
Buku buku rapih..
PR mu sudah mama periksa, dan semuanya benar
nilai ulangan mu juga mama sudah tau semua..
Pintu rumah masih terbuka untukmu sayang,
kembalilah pada mama jika kamu kesepian nanti...
Mama sayang kamu, nak...
Selamat jalan...'

======================

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun