Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Timeless

17 Januari 2012   08:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:47 100 0
Kadang aku menyesal mengapa hati diciptakan hanya satu,
dan rasa cinta diciptakan sangat banyak,
bunda tidak pernah bisa menjawab kalau aku bertanya masalah itu.
Aku bingung,
aku cinta ayah, bunda, adikku, keluargaku, kakek nenek ku, teman-teman ku, guru ku,
tapi aku tidak tahu se berapa besar kapasitas hatiku untuk menampung semua rasa cintaku untuk mereka...
Aku takut hatiku terlalu penuh..
Aku takut suatu saat jika aku kembali bertemu dengan dia, tak ada lagi tempat yang tersisa buat nya di hatiku...
Oh ya, aku hampir lupa , aku telah mengingatnya lagi setelah beberapa kali aku berjanji akan melupakannya hari ini...
Dia..

*beberapa tahun lalu*
dia rival ku, musuh ku dalam pelajaran,
satu kalimat buat dia
' benci dia '
pertarungan kami sengit, nilai tes yang hanya berbeda nol koma sekian pun dijadikan masalah..
Tak kan pernah akur
tak kan pernah akur
tak kan pernah akur, aku kira, tapi ternyata...

Dia mengungkapkan perasaannya padaku,
dan aku tahu bahwa saat itu kami bukan rival lagi...
Timeless..
Satu kalimat untuk dia ' terima kasih '

kami beranjak dewasa sama sama, sampai akhirnya dia pergi jauh dari aku, ke tempat pendidikan yang menjadi impiannya di negeri sebrang sana.
Dan aku mulai kewalahan me manage perasaan rinduku tiap hari..
Apalagi saat , sms ku tak pernah dibalasnya, telepon ku tak pernah dijawab, email ku tak ada yang di reply, coment ku,di fb ny, wall ku, message ku, fax ku, surat ku... Semuanyaa...
Dia hilang.... Atau lupa???

Pagi yang dingin di musim hujan, aku memutuskan hubungan kita.
Aku kesal.
Aku berharap ada respon yang meminta maaf dan memohon kembali padaku.

Tapi, nihil...

Esoknya aku membiasakan diri untuk mengganti wallpaper komputer ku dengan gambar winnie the pooh, tak lagi dengan fotonya.
Esoknya aku peti kan semua foto dia, dan barang darinya.
Esoknya, ku remove dia dari akun akun ku.
Esoknya, ku delete nmr hp nya dan sms sms dia d hp ku.
Esoknya ku buang jauh catatan alamat dia.
Esoknya aku mulai untuk melupakan dia.., tapi usaha yang satu ini sulit sekali, lebih baik aku disuruh menghapal kamus oxford daripada melakukan hal yang satu ini.

Sejam, dua jam, sehari, seminggu, sebulan, berbulan bulan sudah aku terbiasa dengan keadaanku..

Siang di musim kemarau,
telepon dari nomor tak dikenal masuk,
terdengar suara serak di ujung sana, suaranya pilu, pilu sekali.
Dia menyebut nama ku dengan lembut,
sepertinya aku pernah tau suaranya, aku pernah... Ah! Aku ingat, suara ayah nya dia..

Lalu ada apa beliau tiba tiba menelepon ku ?
Kenapa suaranya seperti merintih begitu ? Bunda menyarankan aku untuk pergi setelah aku bercerita ayah dia menelpon ku untuk ke rumah nya di luar kota,

aku selalu menuruti bunda.

Aku tahu, jauh sekali tempat yang akan aku datangi itu,
tapi ini amanat bunda.

Aku selalu menuruti bunda.

Entah kenapa, jalanan macet sekali. Mungkin karena hujan.
Aku menelepon bunda, aku bilang jalan macet, bunda bilang sabar.. Aku mengeluh..

Aku lihat pohon di kanan jalan,
aku jadi ingat lagi dia...
Apakah dia ada disana, di tempat yang akan aku kunjungi sekarang,
bagaimana keadaannya saat ini?
Lupakah dia padaku?
Sudah menikah kah dia?
Bagaimana istrinya, anaknya?
Bagaimana dengan aku?
Apa yang akan aku lakukan?
Aku mulai gelisah

perjalanan molor hingga 8 jam, melelahkan,
aku tengok hp ku, di layarnya ada tulisan 'ayah memanggil', ayah dia,
aku jawab,
kali ini seorang ibu yang bicara,
'kamu sampai belum ,nak disini??'
'belum bu, 5 menit lagi kayanya, udah deket kok'
'cepet ya nak, maaf merepotkan'
telepon ditutup tanpa adanya ucapan penutup, suara serak ibu, mengingatkan aku pada ayah dia, serak pilu.
Kenapa keluarga ini memiliki suara serak yang begitu pilu??

Aku sampai di rumah berpagar putih, aku tekan tombol bel nya,
seorang ibu, yang matanya bengkak, bibirnya pucat dan suaranya serak langsung membukakan pintu dan menarikku ke suatu tempat,
yang aku sebut kamar.

Pintu kamar dibuka, ibu dia mengisyarat kan ku agar masuk, tanpa beliau.

Aku ambil langkah kecil, pintu pun ditutup kembali,
aku lihat dia,
benar DIA , yang dulu sangat kusayangi,
DIA yang sangat aku inginkan untuk kembali,
DIA yang tak boleh pergi lagi dariku..
Tapi bukan DIA yang terbaring seperti itu di atas ranjang,
DIA kenapa?
Aku lihat wajahnya, pucat, tak ada airmata atau sisa sisa kerinduan seperti aku,
dia sakit?
Aku bertanya pada ibunya,
namun sang ibu malah menagis tersedu,
aku bingung,
apa yang terjadi sebenarnya?

Aku duduk di pinggir ranjangnya, kuraih tangannya
dingin...
Seperti butiran es
tangannya bergerak,
seperti ingin membalas genggaman ku,
matanya perlahan terbuka, bibirnya bergerak gerak,
sepertinya dia tahu kalau ada aku...

Dia perlahan meraih tanganku, seakan tak mau jauh dariku,
aku menangis.
Kenapa dia jadi seperti ini, kenapa jadi menyedihkan sperti ini?

Dia terus bangkit, berusaha memposisikan dirinya untuk duduk berhadapan denganku,
aku bantu dia,
dia tersenyum,
membawaku ke dalam pelukannya, dan mengusap rambutku seperti anak kecil..
Tapi , tubuhnya dipenuhi bekas jarum suntik, di tangannya ada bekas jarum suntik..Dan bau infus pula.
Sepertinya dia sakit parah,
tapi sakit apa?
Sejak kapan?

Aku berusaha lepas dari pelukannya untuk bertanya, tapi dia tidak mengijinkan,

dia diam seperti patung,
tangannya kaku, dingin, sunyi,
hanya suara ibu yang masih menangis,Aku jadi seperti orang bodoh.
Detak jantungnya yang pelan tadi, tak terdengar lagi,
hembusan nafas yang tadi meniup helai rambutku, tak terasa lagi..

Aku berusaha lagi lepas dari pelukannya,
kali ini sukses,
dia tidur...
Dalam pelukanku
dalam duduknya.
Dalam hening
tanpa sempat berkata apa apa.

Dia telah kembali pada Penciptanya...

Ibu histeris,,
ayah nya masuk ke kamar ikut histeris menangis, disusul orang orang yang lain, yang aku pikir keluarganya,
aku lihat wajahnya, dia pergi dalam senyum ,
dia tersenyum padaku,
itu hal yang aku lihat sebelum semuanya buram dan gelap.
Aku pingsan.

' beb, lain kali kalau mau ulangan jangan serius2 amat blajarnya '
' emang knpa ay? ', tanyaku
' kata orang, kalau kebanyakan mikir tuh, bisa kena kanker otak tau '
' ahh, biar aja ah, kan bisa d operasi '
' tapi kepalamu ntar botak beb '
' botak gapapa, yg pntg gak wafat tau '
' kalau aku yang kena kanker trus botak gmana ? '
' yaaahh, jangan dong,, aku gamau liat kamu botak n kurus kering kaya abis di khemoterapi gituu.. '
' ahaha... Oke dehh beb '...

Aku bangun ketika orang orang sibuk menangis di ruang tamu..
Jenazahnya sudah di urus..
Aku lihat kerandanya, aku lihat,,
lalu semua gelap,
aku pingsan lagi...

Bunda ku mungkin datang dan membangunkan ku dari pingsan, memberiku wejangan dan motivasi.
Aku tenang.
Hampir tenang.
Jenazahnya masih dimandikan, tapi kerandanya sudah menunggu.

Ibu dia datang, memberiku sebuah flashdisk,
aku selipkan di kantongku

jenazahnya dikafani dan di sholatkan,
semua gelap lagi, aku pingsan berkali kali di tiap sesi..

Aku tidak ikut menguburkan dia,
aku di kamar, berharap bisa cepat pulang ke rumah dan terbangun dari mimpi aneh ini.

*___*___*___*___*___*

esoknya aku buka fd dia,
hanya ada beberapa foto dia dan 1 folder berjudul 'everlasting'
aku buka folder itu,
.
.
.
Foto aku dan dia dimana mana,
saat kami makan baso, saat kami rebutan menjadi ketua kelompok, saat dia bilang suka padaku, saat dia mengajakku bolos bersama,
.
.
. Aku tersenyum, air mata ku menetes,
dia tak pernah sedikitpun melupakanku,
ada beberapa video, yang semuanya tentang kami,
aku dan dia,
. Tapi ada satu video, belum pernah aku lihat,
aku buka file nya,
ini video message dari dia,

' beb, udah lama ya kita gak ketemu, haha, aku kangen ama kamu, kamu gak macem macem kan disana??
Beb, sebenrnya aku sedih,
aku gak bisa bales semua sms kmu, telepon kamu, email, semuanya,
tanganku udah gak bisa bergerak kaya biasa beb,
pengaruh penyakitku,
tapi kamu gak usah khawatir, aku pasti sembuh kok'

tayangan nya berhenti sejenak, kemudian ...

' beb, kabar buruk, aku harus kemo nih, pasti botak nih, kamu gak suka ya cowo botak?, tapi aku bakal botak nih gimana dong beb?'

lagi lagi jeda, kemudian

' beb, aku bilang juga apa waktu dulu ma kamu, jangan kebanyakan mikir, ntar kanker otak kaya aku'

videonya tidak berhenti, namun aku lihat dia menangis dalam video itu..

'beb, aku gak bisa selamanya ada di sisi kamu,
aku tahu yang namanya waktu, itu tak terbatas, tapi waktu untuk aku, untuk kita terbatas, sangat terbatas sekali...
Untuk mengingat kamu rasanya susah sekali, untuk jalan saja aku sudah tak bisa, bagaimana aku bisa jadi pelindung kamu dengan keadaanku yang lemah ini??
Beb, kalau kamu bisa, coba bantu aku untuk menghapal perkalian lagi, otakku benar benar tumpul sekarang,
kemarin aku hampir lupa wajah ibu ku.
Beb, kalau suatu saat waktuku abis, kamu jangan nangis ya, jaga ibu dan ayahku, jangan sampai mereka menangis kaya sekarang, kmu nya juga jangan cengeng,
oya beb, kalau kita masih bisa ketemu lagi, aku mau peluk kamu sampai habis waktu aku, kamu mau ya.
Awwwwwww,, kepalaku sakit beb,, awwwww...
Bbeb, udah ya..
Uhuk... Uhuk...

Aku lihat dia batuk darah di videonya, spertinya parah, sangat parah,, ibunya datang dan videonya menjadi gelap..

Aku menangis lagi...

***

aku bertanya pada bunda, katanya Dia menciptakan setiap kita berpasang pasang an, tapi kenapa satu satu nya pasangan untukku Dia ambil???

Bunda diam...

'' timeless , mungkin waktu memang tak terbatas tapi less time, waktu untuk aku dan dia sangat terbatas dan sudah tak ada, selamat tinggal ay, semoga kamu bahagia kekal di sana ''

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun