Perlu kau tahu, pah. Aku masih mensyukuri statusku sebagai seorang ibu dari anak-anakmu. Karena itu akan menjadi pahala bagiku bila kelak Tuhan menenyakan sedikit dari amal ibadahku. Aku juga sayang sama papah. Biarlah aku mengalah karena aku hanya seorang perempuan yang tidak mampu melakukan selingkuh sepertimu.
Aku rela, malam-malam nantinya hanya berteman guling dan selimut. Karena engkau tidak lagi menemani tidurku. Aku tahu, aku tidak lagi merasakan geli seperti malam-malam sebelumnya bila papa mulai nakal dengan merabaiku. Aku rela menikmati mimpi sendirian.
Silahkah kalau papa mencumbui selingkuhanmu di rumah kita. Sepuasmu, Pah. Aku tidak akan melarangmu. Aku bahkan akan menyediakan segala sesuatu yang engkau butuhkan untuk hasratmu itu. Apapun yang papa minta dengan selingkuhanmu itu. Anggap saja sebagai pengabdian seorang istri kepada suami.
Kali ini aku benar-benar merelakan papa selingkuh di depanku. Aku tidak lagi cemburu kecuali pada perempuan yang benama Popy Bunga atau Farah Quin, artis idolamu itu. Sumpah ! Tetapi satu pintaku, jangan salahkan aku bila tagihan listrik bertambah banyak dan uang belanja membengkak untuk membeli kebutuhanmu dan selingkuhanmu itu.
Papa juga jangan kecewa, kalau selingkuhanmu itu meninggalkanmu lebih dulu karena tersingkir di babak-babak awal dan tidak bisa masuk ke final. Papah jangan kecewa karena memilih Italia bukan Brasil.
Mestinya tuan rumah yang menang karena dukungan supporternya banyak.
Other : www.ceritajengyuni.blogspot.com