Seharusnya para pengurus PSSI harus membuang jauh-jauh kepentingan pribadi mereka dan bekerja sama dengan LPI untuk memajukan bidang olahraga sepak menyepak ini di republik yang kita cintai ini.
Tanpa kompetisi yang teratur dan terarah tentunya sulit menghasilkan pemain profesional yang handal. Klub sepakbola yang bernaung dalam sebuah liga ibarat ladang pencetak pemain handal yang nantinya diharapkan dapat membela Sang Saka Merah Putih diajang internasional. Pemain yang baik tentunya harus diberi jaminan hidup yang layak. Mereka bisa mendapatkan itu dari liga yang benar-benar berorientasi bisnis karena klub dalam liga seperti ini berani memasang bayaran yang tinggi kepada para pemain. Para atlit olahraga ini tentunya sadar untuk terus mengasah kemampuan mereka agar dapat ditransfer dengan harga tinggi. Mereka akan menjadi lebih disiplin, fokus menjalani profesi ini tanpa harus memikirkan uang hadiah,bonus dan sebagainya ketika membela timnas. Seseorang yang dapat menjalani pekerjaannya dengan nyaman dan tanpa perlu lagi memikirkan masa depan tentunya akan memberikan hasil yang jauh lebih baik ketimbang seperti sekarang ini,para pemain harus mengantisipasi kehidupan di hari tua walaupun mereka dijanjikan pekerjaan oleh pengurus PSSI setelah pensiun dari sepakbola.
Hari ini saya sempat membaca berita bahwa surat teguran dari FIFA kepada PSSI terkait dengan keberadaan LPI ternyata palsu. Saya tidak tahu pasti apakah berita itu benar atau tidak, semuanya masih serba abu-abu. Andaikan benar saya berpendapat PSSI perlu diurus oleh orang-orang yang lebih tahu sepakbola ketimbang yang sekarang, penuh dengan nuansa politis. Yang cukup mencengangkan dan mengherankan adalah timbulnya beda pendapat antara PSSI dan pemerintah. Pemerintah melalui Menpora, Andi Malarangeng justru mendukung keberadaan LPI, beliau menghimbau PSS dan LSI menggandeng LPI sebagai patner untuk mencetak pemain bermutu. Apakah para pengurus PSSI lebih bijak atau Menpora yang terlalu bodoh untuk menentukan posisi LPI, menteri mengatakan LPI legal sementara PSSI menyebutnya illegal. Siapa yang konyol?
Akhirnya kita hanya bisa berharap ada sebuah sistem pembinaan pemain Indonesia yang tepat sehingga dapat menghasilkan pemain-pemain yang dapat mengharumkan negara dan bangsa. Amin