Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Puan Sulit Masuk Bursa Cawapres

18 April 2014   21:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:30 846 3
Mencermati polemik yang terjadi di tubuh PDIP pasca pileg, tampaknya akan berujung pada makin dalamnya apatisme pemilih pada system demokrasi di negeri ini. Munculnya semangat baru beberapa kalangan saat pencalonan Jokowi pada pilpres 2014 ini meski menuai kritikan pedas namun memberi harapan pada segelintir masa yang sudah mulai jenuh ‘dikibuli’ partai politik dan keringnya ketokohan baru yang menjanjikan bagi Indonesia yang lebih baik. Relakah Mega melepas Trah Sukarno pada pilpres 2014 ini dengan tetap mengusung Jokowi tanpa Puan?. Jika itu terjadi maka jiwa negarawan yang disanjungkan saat ‘merestui’ Jokowi menjadi Capres PDIP selama ini menemukan bukti. Artinya latar belakang memunculkan nama Jokowi untuk capres memang idealisme partai untuk menjadikan pemerintahan lebih baik di kemudian hari.Bukan membonceng popularitas Jokowi untuk mendongkrak perolehan suara agar dapat melanjutkan trah Sukarno dengan mendorong Puan menjadi Cawapres.

Pencalonan Jokowi pada pilpres 2014 ini menurut hemat saya terlalu dipaksakan dan sangat besar resiko yang akan dihadapi PDIP. Andai saja PDIP atau Jokowi mau bersabar mengurus Jakarta satu putaran saja saya memprediksi kekuatan Jokowi dan PDIP 2019 akan sulit dibendung. Atau setidaknya PDIP konsisten menjaga kesepakatan dengan Prabowo dan mendorong Jokowi ke posisi cawapres maka kekuatan jagoan PDIP 2014 akan sulit ditandingi. Dengan polemik yang mengemuka setelah pileg tampaknya hal itu tidak akan pernah terjadi karena Mega sepertinya ingin menjaga trah Sukarno dengan mempersiapkan Puan menjadi wapres. Jika ini dicermati akan terlihat jelas, bukankah setiap muncul tokoh wanita yang potensial ‘menandingi’ populasitas Puan dan Mega ada kesan ‘dihambat’. Wagub Jawa Tengah Rustiningsih yang berniat maju jadi Gubernur tidak direstui, Program Walikota Surabaya Risma ‘kurang’ didukung. Ada apa dibalik semua itu?. Hemat saya agar di PDIP tidak ada tokoh perempuan lain yang menandingi popularitas Mega dan Puan. Dengan hitungan cepat peleg dimana PDIP tidak mampu meraih suara seperti hasil survey maka terjadilah huru-hara internal ‘Pencapresan Jokowi akan dievaluasi’, Isue ‘Jokowi diusir Puan’. Itu yang tersebar di media asing, di media kita memberitakan ini sepertinya ‘tabu’.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun