Oleh : Yuli Pinasti
Malam kabut
Meninggalkan kantuk
Serta wajahnya tidak mau kembali
Ke musimnya seperti plasma yang berhenti - hening
bukankah itu jalan sang pertapa mengejawantah alam yang tidak terlihat?
mungkinkah kata menjadi tiada atau dilupakan Hati berbicara.. Seperti hujan yang jatuh malam ini berbisik dan berpestapora
Menaklukan rindu di sepanjang hidup kita
aku, kau adalah sejatinya jiwa yang membuncah dalam metafor kisah saling menyapa dan bertemu