Panca Indera mulai terbuka satu persatu
Hidup telah dimulai setidaknya itulah yang mereka bilang
Perenungan itu kusibak kembali
Ada jauh sebelum panca indera terbuka hidup tlah tertoreh
Hidup berarti produktif kataku
Produktif berarti juga berkembang
Lihatlah ke dalam diri kemudian, bacalah hati
Ada perubahan disana tanpa disadari memang
Karena kesadaran yang teranggap hanyalah dengan hasil yang terlihat
Bohong jika berkata makhluk di dunia ini ada yang tak berguna
Yang dikatakan racun ternyata menghasilkan penawar
Yang dikatakan parasit ternyata menghasilkan eksistensi tinggi
Yang dikatakan jahat pun ternyata menghasilkan kreatifitas
Carikan bukti kalaulah ada sesuatu tercipta tanpa perhitunganNya
Sungguh indah hati yang seirama dengan sabda alam
Langkah-langkah kaki terdengar merdu dan rapi
Jangan busungkan diri jika ingin dengar irama nadanya
Celoteh ringan menyapa hangatnya mentari
Tak inginkah sejenak menengok ‘tuk lepaskan penat
Terbiasa melambung tinggi dan menapak jarak lebar
Berkerut dan berdecak heranlah akan penyaksian langka nan unik
Kita tertawa sekencang-kencangnya tatkala anugrah datang
Tetapi pun menangis senyaring-nyaringnya tatkala dilanda ujian
Melihatlah ke seberang sana maka akan terucap syukur
Setulus-tulusnya syukur dari jurang terdalam sanubari
Sibuk, sibuk dan sibuk yang selalu diributkan
Entah hanya untuk kepuasan diri semata
Ataukah memang ada misi mulia dibaliknya
Semoga…
Langkah kecil ini akan kupijak dan kumulai
Berharap tidak mengorbankan dalam perjalanannya
Akan kurangkul dan kubelai desah rintihan air mata
Tak usahlah muluk dan takabur meniti jalannya
Berteman cita-cita dan harapan, yang kupersembahkan untukmu
Wahai jiwa yang suci…