Aku menatap punggung bapakku dari jauh. Kian mengecil, hingga terlihat hanya titik hitam berjalan di tengah kerumunan pasar. Makin mengecil. Mataku menciut tak sanggup menjangkaunya. Titik kecil itu hilang selanjutnya, dimakan simpang tiga dekat lintasan kereta api. Beliau dan motornya telah mengantarku kemari. Terima kasih dengan segenap takzim. Tak sanggup ku balas semua budimu.
KEMBALI KE ARTIKEL