Sebelumnya saya suka melihat acara debat di tv nomor satu ini. Karena dulu dia suka membedah sesuatu isu, yang kebetulan biasanya bertema politik ataupun hukum dengan kaidah kebebasan berfikir. Minimal, dengan acara ini, penonton Indonesia diperkenalkan dengan aturan-aturan berdiskusi santun, dimana ada narasumber yang menguasai, ada moderator yang menengahi dan ada beberapa pihak yang mungkin tidak searah dalam berpendapat.
Berbeda sekali dengan acara debat yang semalam. Saya bisa bilang bahwa acara ini menyedihkan, minimal menurut saya karena beberapa alasan, yaitu :
1. Pemilihan tema, sebuah tv nasional mencari sebuah tema hot dari infotaintment
2. Kaidah-kaidah diskusi sama sekali tidak digunakan, seperti menghargai pendapat orang lain, melihat konteks dengan isi diskusi
3. Situasi yang dibangun. Acara debat ini disuguhkan dengan menghadirkan narasumber dan pihak-pihak yang pastinya memiliki asumsi/ niatan yang berbeda-beda. Bisa jadi memang ada yang ingin mengklarifikasi kebenaran, dan bisa jadi pula ada yang memang mau numpang tenar. Namun setting situasi yang dibangun di antara penonton yang dihadirkan, yang bisa jadi 50 an orang di studio, sungguh tidak pas untuk melihat perdebatan kusir ini
4. Nilai pembelajaran. Acara debat ini ditayangkan di tengah-tengah jam yang tepat, dimana semua orang tengah istirahat dan menonton tv. Jam dengan rating tertinggi. Setiap acara yang muncul, bisa dimaknai pembelajaran yang berbeda-beda. Saya tidak membayangkan bagaimana jika cara-debat yang diperlihatkan ini ditonton oleh kalangan remaja yang minim keahlian dalam berdiskusi. Mereka pasti dengan mudah akan men-copy paste etika berdiskusi yang diperlihatkan.
Di akhir kesimpulan tentang acara ini. Saya harus menerima sebuah kenyataan bahwa tv nasional ini sekali lagi tidak mendapat tempat di hati saya, karena sebuah suguhan kemasan acaranya yang seperti ini. Sebuah nasehat buat programer acara tv ini untuk lebih arif memilih tema untuk ditampilkan. Fikirkanlah sebuah niat yang baik, ditengah tuntutan komersialis penyiaran tetapi juga sebuah cara untuk mengajarkan penontonnya beretika.