Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Teori belajar sosial Albert Bandura

18 Januari 2025   14:48 Diperbarui: 18 Januari 2025   14:48 11 0
6.Teori belajar sosial Albert banduraTeori Belajar Sosial Albert Bandura menekankan bahwa pembelajaran terjadi melalui observasi dan peniruan perilaku orang lain, bukan hanya melalui pengalaman langsung. Teori ini menunjukkan bahwa individu dapat belajar dengan memperhatikan tindakan orang lain dan konsekuensi dari tindakan tersebut. Bandura mengembangkan konsep ini lebih lanjut dengan memperkenalkan gagasan tentang pembelajaran melalui observasi (observational learning) atau modeling, serta pentingnya faktor kognitif dalam pembelajaran.

Konsep Kunci dalam Teori Belajar Sosial Bandura:

1. Pembelajaran Observasional (Observational Learning)

Definisi: Pembelajaran terjadi dengan mengamati perilaku orang lain (yang disebut model) dan meniru perilaku tersebut. Individu tidak perlu mengalami sendiri konsekuensi dari suatu perilaku untuk mempelajarinya, cukup dengan mengamati orang lain.

Contoh: Anak-anak yang melihat orang dewasa memukul boneka dalam eksperimen Bobo doll Bandura kemudian meniru perilaku agresif tersebut.



2. Modeling (Pemodelan)

Definisi: Individu belajar melalui meniru atau mencontoh perilaku, sikap, dan emosi orang lain. Model yang dilihat oleh individu bisa berupa orang tua, teman, guru, atau tokoh yang mereka lihat di media.

Faktor Model: Efektivitas model dalam mempengaruhi pembelajaran bergantung pada beberapa hal, seperti status, daya tarik, atau kompetensi model.

Contoh: Seorang anak mungkin meniru perilaku teman sebayanya yang populer atau dihormati di sekolah.



3. Reinforcement (Penguatan) dan Punishment (Penghukuman)

Penguatan (Reinforcement): Meskipun Bandura menekankan bahwa pembelajaran bisa terjadi tanpa penguatan langsung, dia juga mengakui bahwa penguatan dapat memperkuat perilaku yang dipelajari. Jika perilaku yang diamati diikuti oleh hasil positif, maka individu lebih cenderung menirunya.

Penghukuman (Punishment): Sebaliknya, jika perilaku yang diamati diikuti oleh konsekuensi negatif (hukuman), individu mungkin menghindari perilaku tersebut.

Penguatan tidak langsung: Pembelajaran sosial juga bisa terjadi ketika seseorang mengamati orang lain menerima penghargaan atau hukuman (ini disebut vicarious reinforcement).



4. Proses-proses Kognitif

Bandura menekankan pentingnya proses kognitif dalam pembelajaran sosial, yang membuat pembelajar lebih dari sekadar "peniru pasif". Menurut Bandura, pembelajaran observasional melibatkan empat tahap kognitif:

Perhatian (Attention): Individu harus memberikan perhatian yang cukup terhadap perilaku model agar dapat mempelajarinya.

Retensi (Retention): Setelah mengamati perilaku, individu harus menyimpan informasi tersebut dalam ingatan untuk digunakan di masa depan.

Reproduksi (Reproduction): Individu harus memiliki kemampuan fisik dan mental untuk mereproduksi atau meniru perilaku yang diamati.

Motivasi (Motivation): Individu harus termotivasi untuk meniru perilaku. Motivasi ini dipengaruhi oleh hasil yang diharapkan, seperti penguatan positif atau negatif.




5. Self-efficacy (Efikasi Diri)

Definisi: Bandura memperkenalkan konsep self-efficacy, yaitu keyakinan individu pada kemampuan mereka untuk mengendalikan peristiwa yang mempengaruhi hidup mereka dan mencapai tujuan tertentu. Self-efficacy memainkan peran penting dalam menentukan apakah seseorang akan mencoba suatu perilaku yang dipelajari.

Pengaruh Self-efficacy: Orang dengan self-efficacy tinggi lebih cenderung memulai tindakan, lebih gigih, dan lebih tangguh dalam menghadapi kegagalan. Sebaliknya, orang dengan self-efficacy rendah cenderung ragu-ragu dan cepat menyerah.

Sumber Self-efficacy:

Pengalaman keberhasilan (performance accomplishments).

Observasi orang lain yang berhasil (vicarious experiences).

Persuasi sosial (verbal persuasion).

Interpretasi terhadap kondisi emosional dan fisik.





Eksperimen Bobo Doll

Salah satu eksperimen terkenal yang mendukung teori ini adalah eksperimen Bobo Doll yang dilakukan oleh Bandura pada tahun 1961. Dalam eksperimen ini, anak-anak diperlihatkan video seorang dewasa yang memperlakukan boneka Bobo (boneka yang besar) dengan kekerasan, seperti menendang dan memukul boneka tersebut. Setelah mengamati perilaku tersebut, anak-anak dibiarkan bermain dengan boneka tersebut, dan banyak dari mereka meniru perilaku agresif yang mereka amati. Eksperimen ini menunjukkan bagaimana perilaku agresif dapat dipelajari melalui pengamatan, tanpa perlu pengalaman langsung.

Perbedaan Teori Belajar Sosial dengan Teori Behaviorisme

Bandura menolak pandangan behaviorisme tradisional yang menyatakan bahwa pembelajaran hanya terjadi melalui penguatan langsung (seperti teori dari B.F. Skinner dan Ivan Pavlov). Menurut Bandura, manusia dapat belajar hanya dengan mengamati dan memproses perilaku orang lain, tanpa harus mengalami sendiri penguatan atau hukuman.

Teori behaviorisme cenderung menekankan peran stimulus-respon dan penguatan dalam pembelajaran, sementara teori belajar sosial Bandura menekankan proses mental seperti perhatian, retensi, dan motivasi.


Aplikasi Teori Belajar Sosial

Teori ini banyak digunakan dalam berbagai bidang, termasuk:

Pendidikan: Guru dapat menjadi model perilaku yang baik bagi siswa, dan pembelajaran kelompok dapat meningkatkan interaksi sosial yang mendukung belajar melalui observasi.

Psikologi Klinis: Dalam terapi perilaku kognitif (CBT), terapis dapat menggunakan modeling untuk membantu klien mengatasi masalah perilaku atau emosi.

Media: Teori belajar sosial sering digunakan untuk memahami bagaimana pengaruh media (seperti televisi dan internet) dapat memengaruhi perilaku masyarakat, terutama anak-anak.


Kesimpulan

Teori Belajar Sosial Bandura menunjukkan bahwa pembelajaran adalah proses sosial yang melibatkan interaksi antara pengamatan perilaku orang lain dan faktor kognitif dalam diri individu. Pembelajaran tidak hanya terjadi melalui pengalaman langsung, tetapi juga melalui observasi terhadap model di lingkungan sekitar, baik dalam kehidupan nyata maupun melalui media.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun